BENCANA banjir dan longsor terjadi di sejumlah daerah bersamaan dengan masuknya musim penghujan di awal Desember tahun ini. Bencana pun tak hanya mengakibatkan kerugian material, namun juga korban jiwa seperti terjadi di Bogor, Jawa Barat dan Humbang Hasundutan, Sumatera Utara.
Adanya perubahan cuaca dari kemarau menjadi musim penghujan di sejumlah daerah, hingga potensi bencana seperti banjir dan longsor telah diperingati Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) serta Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
Sebagaimana kita ketahui, bencana banjir bandang disertai longsor dengan korban jiwa hingga belasan jiwa terjadi pada awal Desember akhir tahun ini, atau tepatnya Sabtu (2/12/2023), di Kabupaten Humbang Hasundutan, Sumatera Utara.
Bencana yang terjadi pada malam hari itu, sebagaimana diketahui diawali dengan hujan deras.
Berdasarkan BPBD setempat, banyaknya material bebatuan akibat banjir dan longsor mempersulit petugas dalam melakukan evakuasi korban. Hingga, sejumlah alat berat dan juga drone pun dikerahkan ke lokasi bencana untuk melakukan pencarian korban.
Hingga hari ini, petugas dibantu warga masih terus melakukan pencarian korban tersapu banjir bandang. Dan disisi lain, Pemkab Humbang Hasundutan melalui Bupati Dosmar Banjarnahor menyebut bencana alam tersebut disebabkan likuifaksi tanah atau pencairan tanah.
Sementara itu pada sebelumnya, longsong terjadi di Desa Petir, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor pada pekan lalu. Dua orang yang merupakan pasangan suami-istri (pasutri), Rahmat dan Eva Nurhasanah tersebut meninggal akibat longsor menimpa rumah mereka.
Saat longsor terjadi, hujan deras turun di wilayah tersebut. Proses evakuasi jenazah pun, dilakukan petugas BPBD Kabupaten Bogr dengan dibantu warga sekitar dan berlangsung dramatis.
Peringatan potensi bencana pada sejumlah daerah rawan harusnya dapat menjadi perhatian pemerintah daerah setempat untuk tanggap dan sigap, sehingga tidak sampai ada korban jiwa. Terlebih adanya pergeseran pergantian cuaca, dampak fenomena el Nino hingga kesiap siagaan pun memiliki waktu.
Kemudian, perlunya juga kesadaran Masyarakat dalam menjaga alam sekitar dengan tidak melakukan pengrusakan seperti penebangan pohon secara besar-besaran hingga mengakibatkan nimimnya resapan air.
Dengan tidak dapat meresapnya air yang turun secara berlebih akibat hujan, maka bencana alam seperti banjir dan longsor dengan dataran tebing pun akan bakal terjadi. Maka menjaga alam agar tidak rusak sangat penting, sehingga anak-cucu kita pun masih dapat menikmati. (**)