JAKARTA, POSKOTA.CO.ID- Hamas dilaporkan memiliki rencana untuk menggunakan kekerasan seksual sebagai senjata perang melawan Israel.
Seorang pengacara sekaligus aktivis hak-hak perempuan asal Israel, Prof Ruth Halperin Kaddari menyebut, terdapat rekaman yang menampilkan perempuan dalam kondisi diperkosa.
“Saya melihat sejumlah kesaksian langsung, misalnya seorang penyintas yang bersembunyi di semak-semak dan melihat seorang wanita di sebelahnya diperkosa oleh beberapa pria,” kata Ruth dikutip BBC News, Selasa (5/12/2023).
Gambar serta rekaman tersebut juga memperlihatkan berbagai kekerasan, mulai dari pemerkosaan berkelompok hingga mutilasi seksual.
Ruth juga mengungkapkan, seorang paramedis mengaku bahwa terdapat seorang wanita yang kehilangan banyak darah, karena diperkosa oleh empat pria Hamas.
“Saya melihat rekaman dan gambar dari berbagai lokasi jenazah yang kondisinya menunjukkan pola mutilasi yang sama dan tidak ada keraguan bahwa pemerkosaan dilakukan terhadap perempuan-perempuan ini sebelum mereka dieksekusi,” tambahnya.
Tak hanya itu, semua kasus tersebut terjadi di berbagai lokasi dalam kurun waktu yang relatif singkat. Lantas, hal ini membuatnya makin yakin bahwa Hamas memang berencana menjadikan kekerasan seksual sebagai senjata perang.
“Hal ini tidak diragukan lagi bahwa kasus ini terjadi dalam kurun waktu yang relatif singkat kurang dari satu hari di berbagai lokasi, tidak mungkin terjadi kecuali jika tidak ada rencana dan perencanaan," tutur Ruth.
Lebih lanjut, Israel memang telah mengeksplorasi bukti adanya kejahatan seksual selama serangan tersebut.
Polisi Israel pun mengaku bahwa telah mengumpulkan lebih dari 1.500 kesaksian mengenai tindakan keji ini, dari para saksibdan petugas medis.
Kendati demikian, pihak Hamas menolak serta mengecam laporan yang menyebut jika pihaknya menggunakan kejahatan seksual sebagai senjata perang.
Hamas menilai, laporan tersebut merupakan sebuah kebohongan dan cara Israel untuk memutarbalikkan fakta jika cara Hamas yang manusiawi dalam memperlakukan para sandera Israel.