Taman Kreatif Pipitan..(Ist)

Regional

Taman Kreatif Pipitan, dari Sampah Jadi Rupiah

Minggu 26 Nov 2023, 09:53 WIB

SERANG,  POSKOTA.CO.ID –  Persoalan sampah masih membayangi Ibu Kota Banten. Kesadaran masyarakat terhadap lingkungan bersih masih perlu ditingkatkan.

Tak heran, kata sampah selalu diidentikan tak memiliki nilai dan tidak berguna. Hal inilah yang mendasari masyarakat kerap membuang sampah sembarangan.

Fenomena ini menjadi permasalahan lingkungan secara global dari masa ke masa. Materialnya yang susah terurai, kerap mencemari lingkungan dan berpotensi menimbulkan penyakit.

Bahkan dari data Jambeck tahun 2015, Indonesia sempat berada di urutan kedua penyumbang sampah plasti di dunia. Ada 10,1 persen sampah plastik di dunia yang tidak terkelola berasal dari Indonesia.

Kondisi inilah yang mendorong pemuda di Pipitan, Kecamatan Walantaka, Kota Serang mengubah keprihatinannya terhadap sampah, dengan gerakan sosial.

Inisiasinya digagas oleh Akhyadi yang saat ini didapuk menjadi pengelola Taman Kreatif Pipitan.

Sekitar tahun 2013 sampai 2015, dirinya bersama koleganya, mencoba mensadarkan masyarakat agar tidak membuang sampah sembarangan.

Bahkan, lahan kosong yang berada di samping Kelurahan Pipitan, menjadi sasaran warga menjadi titik pembuangan sampah sementara.

Tumpukan sampah itu pun membuat kumuh dan mencoreng citra Kelurahan Pipitan menjadi buruk. Bagaimana tidak, di tempat pelayanan masyarakat tercium bau busuk dari sampah yang dibuang sembarangan.

"Dulu itu kita ngumpul, dulu kumuh tempat sampah. Saya ingin berbuat sesuatu yang berdampak pada masyarakat tentang lingkungan," katanya kepada Poskota, Sabtu (25/11/2023).

Kondisi tersebut yang mendorong gerakan penyadaran pemuda kepada masyarakat luas dengan menggagas saung kreatif dan taman baca di lahan pembuangan sampah liar.

Tentu gerakan tersebut tidak semudah membalikan telapak tangan. Butuh 6 tahun untuk menyadarkan masyarakat secara kolektif tidak membuang sampah sembarangan.

"Bikinlah taman kreatif, izin ke RT, RW karena ini dulunya tempat sampah, warga buang sampah di sini. Daripada bentrok akhirnya izin dulu," ucapnya.

Akhyadi menerangkan, gagasan memusnahkan sampah liar di lingkungannya, dikolaborasikan dengan komunitas dan kalangan mahasiswa.

Dari gerakan saung baca, tempat pembuangan sampah liar pelan-pelan berubah menjadi pusat kegiatan masyarakat.

"Kami ngebangun tidak sekaligus, pelan-pelan. Kita buat saung baca dulu, ngadain kegiatan dengan teman-teman komunitas dan dibantu mahasiswa Unsera saat KKN," terangnya.

Hingga akhirnya pada 2019, gerakan itu membuahkan hasil dengan diresmikannya menjadi Kampung Wisata oleh Pemkot Serang.

"Kalau membangun doang gampang, tapi menyadarkan masyarakat butuh pelan-pelan bahwa menjaga lingkungan itu luar biasa," ujarnya.

Tentu tidak sembarangan, ada indikator tertentu Pemkot Serang mendapuk Pipitan sebagai Kampung Wisata.

Sebab setelah membuat saung baca, gerakan itu menyebar menjadi pusat karya kreatif anak-anak muda dengan membuat kerajinan tangan untuk cinderamata hingga mengembangkan baka melukis.

Dinding-dinding jalan dan rumah warga pun penuh dengan karya lukis. Hingga akhirnya Pipitan disebut sebagai Kampung Selfie.

"Anak-anak muda, emak-emak bareng-bareng menghiasi dinding untuk tempat selfie, bareng-bareng bergerak," ungkapnya.

"Dirasakan manfaat bagi masyarakat dengan tempat bermain anak. Kami menggagas kampung selfie. Sebenarnya dari gerakan kecil, pemuda bagian penggeraknya. Terbentuklah Kampung selfi, diresmikan Wakil Walikota Serang," tambahnya.

Akhyadi sadar, hanya keratifitas masyarakat yang dapat mengubah tempat pembuangan sampah hingga menjadi kampung wisata.

Apalagi, di wilayahnya bukan termasuk daerah laut dan pegunungan yang bisa menjual keindahan alam. 

"Kita itu gak ada laut, gunung jadi tempat sampah diubah tempat wisata, itu yang bisa merubah lingkungan yang tidak punya manfaat sekarang banyak manfaatnya," paparnya.

Tidak hanya itu, masyarakat juga dilatih agar bisa mengelola sampah menjadi rupiah dengan pelatihan.

"Sekarang kita buatkan bank sampah, kita buatkan UMKM. Dari sampah jadi rupiah," ucapnya.

Dari gerakan tulus itu, Taman Kreatif Pipitan yang awalnya jadi tempat pembuangan sampah liar, kini diburu masyarakat untuk tempat wisata.

Anak-anak yang datang dapat menikmati sejumlah spot permainan. Tidak hanya itu, bisa juga selfie di lukisan karya masyarakat setempat. 

Dengan banyaknya pengunjung, perputaran ekonomi di Pipitan berjalan. Masyarakat bisa menjual karya tangan dan jajanan. (Bilal)

Tags:
Taman Kreatifpipitandari SampahJadi Rupiah

Reporter

Administrator

Editor