"Ada satu negara Venezuela, negara kaya raya dengan reserve minyak terbesar di dunia, yang sebelumnya termasuk negara terkaya di dunia. Rakyatnya dinina bobokan dengan segala subsidi dan segala macam insentif, Pemimpinnya Hugo Chavez sangat di cintai rakyatnya karena selalu menina bobokan rakyatnya. Akhirnya, negaranya bangkrut karena rakyatnya tidak produktif, malas dan kreativitas hilang akibat selalu di nina bobokan," ujarnya.
"Subsidi boleh asalkan tepat sasaran, tapi kita sebagai bangsa harus meningkatkan daya saing, kreativitas dan produktivitas," imbuhnya.
Di sisi lain, Sony mengatakan kemandirian ekonomi dimulai dari hal kecil, yaitu ekonomi keluarga. Dengan kemandirian ekonomi keluarga akan mampu mencapai peningkatan pendapatan keluarga guna memenuhi kebutuhan keluarga.
Untuk mencapai hal itu diperlukan pengetahuan, wawasan, keterampilan dan kemampuan manajemen dalam usaha ekonomi produktif keluarga.
Selain itu perlu etos kerja yang tinggi bagi setiap anggota keluarga yang dibarengi dengan terus mengasah kreatifitas.
"Tagline saya dari kecil selalu tekankan hidup harus mandiri diri sendiri , mandiri keluarga, mandiri usaha, dan mandiri negara," pungkasnya.
Indonesia Perlu Pemimpin Visioner, bukan Sekedar Janji.
Jelang pemilu 2024, Sony menekankan agar rakyat Indonesia tak salah memilih pemimpin. Menurutnya pemimpin harus visoner tak hanya mengobral janji.
"Kalau kita pilih pemimpin, jangan pilih yang memberikan angin surga, yang selalu menina bobokan rakyatnya, berakibat rakyatnya menjadi tidak produktif dan malas. Pemimpin harus mau memajukan rakyat dan negara dengan meningkatkan Produktifitas, kreativitas dan daya saing rakyatnya". Agar negara bisa mandiri , maju dan kuat, ujarnya.
Selain itu, lanjut Sony, pemimpin Indonesia kedepannya harus merawat keberagaman dan toleransi di Indonesia. Harus tegas melawan intolerasi di Indonesia.
"Pemimpin harus bisa berjuang untuk menjaga tolerasi di Indonesia, yang Tegas menyuarakan menolak radikalisme. kita juga harus melihat track recordnya," kata Sony.
Dalam seminar yang dihadiri oleh 300 rohaniwana Kristen tersebut, Sony berpesan terus menyuarakan ke masyaarakat untuk memilih pemimpin yang mampu membuat Indonesia maju , mandiri dan Indonesia yang Tolerant.