ADVERTISEMENT

Kopi Pagi Harmoko: Jangan Menjadi Penikmat, Tanpa Manfaat

Senin, 13 November 2023 08:39 WIB

Share

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

“Hendaknya jangan cuma menjadi penikmat kemajuan teknologi informasi dan komunikasi, tanpa memberikan manfaat. Dengan kemampuannya, generasi era kini dapat berperan sebagai perisai terhadap konten – konten yang menyesatkan..”
-Harmoko-
 
Sejarah telah membuktikan bahwa pemuda akan selalu menjadi “people make history” – orang yang membuat sejarah di setiap waktunya. Dengan kata lain, memiliki peran strategis pada setiap peristiwa penting yang terjadi.

Dalam sejarah pergerakan dan perjuangan bangsa Indonesia, pemuda menjadi tulang punggung bagi setiap pergerakan perubahan, ketika pada masa itu, situasi tak sesuai dengan kehendak rakyat.

Sebut saja, pada masa pergerakan untuk menyatukan bangsa dengan lahirnya Sumpah Pemuda. Ketika masa penjajahan hingga merebut kemerdekaan dengan berdirinya NKRI. Pada pasca kemerdekaan, dengan pergantian kekuasaan dari Orla ke Orba hingga ke Era Reformasi sampai sekarang ini.

Dalam setiap era pergantian pemerintahan melalui pemilu lima tahun sekali, peran pemuda menjadi penentu, itu ditandai dengan hadirnya pemilih muda yang jumlahnya lebih separuh dari total pemilih.

Pada pemilu serentak tahun 2024, data Komisi Pemilihan Umum (KPU) menyebutkan pemilih muda dengan rentang usia 17 sampai 39 tahun, sering disebut generasi Z dan milenial, mencapai 113.622.550 atau 56,45 persen dari total pemilih 204.807.222 orang.

Maknanya, pemuda berperan menentukan arah pembangunan lima tahun ke depan. Siapa yang akan menjadi pemegang kekuasaan di pemerintahan (eksekutif) dan legislatif akan ditentukan oleh kawula pemuda.

Kita meyakini kawula muda akan menentukan pilihan yang tepat kepada siapa suaranya diberikan kepada sosok yang dipercaya mampu membawa kemajuan bangsa dan negaranya, Keyakinan ini tumbuh mengingat secara kualitatif, pemuda lebih kreatif, inovatif, memiliki idealisme yang murni dan energi yang besar untuk membawa perubahan serta mewujudkan keadilan dan kesejahteraan rakyat.

Karenanya, pemuda akan lebih kreatif melakukan pergerakan, manakala kondisi di sekitarnya mengalami kerumitan dan kebuntuan. Ketika terdapat banyak masalah yang tak kunjung terselesaikan.

Ketika atraksi politik hanya diwarnai perdebatan, saling serang, saling fitnah dan saling menjatuhkan, tetapi jauh dari gagasan brilian. Ketika praktik demokrasi mengesampingkan etika dan moral, penuh rekayasa dengan memutarbalikkan fakta.

Peran pemuda untuk meluruskan jika menyimpang, melempangkan, jika  ada yang bengkok.Menegakkan, jika lemah dalam pengawasan. Melalui gerakan moral sebagaimana idealisme dalam perjuangannya, pemuda dapat melakukan peran sebagai agen pengawas sosial, termasuk praktik politik jelang pilpres yang terjadi sekarang ini.

Halaman

ADVERTISEMENT

Editor: Fernando Toga
Sumber: -

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT