Pengantar: Menyongsong Hari Pahlawan, kami sajikan dua tulisan (berseri) di
kolom ini mengenai pahlawan yang dibutuhkan era kini. Di saat negeri kita
tengah menyiapkan tatanan baru guna memajukan bangsa dan negara,
setidaknya untuk lima tahun ke depan. (Azisoko).
“Rela menanggalkan ego pribadi untuk mengabdi, berkontribusi memajukan
negeri.Paling sederhana menjadi pribadi yang mampu memberi nilai tambah.”
-Harmoko-
PADA era sekarang ini, tantangan yang dihadapi bukan lagi penjajahan secara
fisik, tetapi bagaimana menyelesaikan berbagai persoalan besar dan kompleks
yang membelit bangsa ini.
Kemiskinan, kesenjangan sosial dan penyediaan lapangan kerja masih menjadi
pekerjaan rumah yang perlu segera dituntaskan.Belum lagi soal kemandirian,
ketahanan dan kedaulatan pangan nasional yang hingga kini masih menjadi
impian.
Ketidakadilan masih santer disuarakan, baik dalam kesejahteraan, kebijakan,
layanan pendidikan dan kesehatan, perizinan, penegakan hukum dan
pengadilan.
Persoalan lain yang tidak kalah pentingnya adalah korupsi, kolusi dan
nepotisme (KKN) yang berawal dari adanya penyelewengan dan
penyalahgunaan jabatan.
Masih banyak tantangan lain, yang pasti di balik tantangan terdapat peluang
untuk mengatasinya. Apalagi tantangan yang dihadapi nyata ada di depan mata,
sehingga dengan mudah dapat mengidentifikasinya untuk mencegahnya.
Yang diperlukan adalah kemauan politik, adanya kehendak bersama
membangun kolaborasi dengan menanggalkan ego sektoral, bukan
mengedepankan ego personal dan kelompok, dalam mengatasi segala persoalan
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Ini harus dimulai dari para pejabat negeri, pemegang kekuasaan dan
kewenangan, serta elite politik. Mereka, wajib meneladani agar kekuasaan dan
kewenangan yang dimilikinya digunakan untuk sebaik – baik kemakmuran dan
kesejahteraan serta untuk keadilan rakyat sebagaimana tujuan negeri ini
didirikan.
Jika ini dapat terwujudkan, mereka layak menyandang gelar pahlawan bangsa.
Sebab, pahlawan era kini bukan dengan mengangkat senjata dan berperang
melawan penjajah, tetapi mereka yang telah berjuang mengatasi berbagai
persoalan besar yang sedang dihadapi bangsa Indonesia.
Rela menanggalkan ego pribadi untuk mengabdi, berkontribusi memajukan
negeri, memberikan banyak manfaat bagi kemaslahatan umat.
Paling sederhana menjadi pribadi yang memberikan dampak positif. Mampu
memberi nilai tambah bagi lingkungan sekitarnya, lebih luas lagi bagi bangsa
dan negara, seperti sering dikatakan Pak Harmoko dalam kolom “Kopi Pagi” di
media ini.
Generasi milenial yang memiliki kepercayaan diri, super kreatif, pekerja keras,
berpikir praktis dan terkoneksi jaringan luas lintas negara, dapat diedukasi
menjadi pahlawan masa kini. Pahlawan di zamannya, yang mampu memberikan
nilai tambah di lingkungan terdekatnya, di kelompoknya atau di keluarganya.