ADVERTISEMENT

Andi Widjajanto Tegaskan PDIP Ikuti Arahan Megawati Soekarnoputri, untuk Tegakkan Demokrasi

Senin, 13 November 2023 09:17 WIB

Share
Ketua Umum PDIP Prof. Dr. (Hc) Megawati Soekarnoputri resmi membuka Rakernas III PDIP. (Ist)
Ketua Umum PDIP Prof. Dr. (Hc) Megawati Soekarnoputri resmi membuka Rakernas III PDIP. (Ist)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Deputi Politik 5.0 Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud, Andi Widjajanto, mengatakan, pidato Ketua Umum DPP PDIP, Megawati Soekarnoputri akan menjadi patokan bagaimana TPN Ganjar-Mahfud bersikap dan melakukan tindakan ke depan.

"Kami di TPN Ganjar-Mahfud berminggu-minggu merasakan suasana demokrasi dan konstitusi yang mendung. Tapi kini dikoreksi oleh ibu Mega dengan menyatakan itu bukan mendung tapi demokrasi yang gelap," kata Andi Widjajanto dalam konferensi pers menanggapi Pidato Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri di Media Center TPN Ganjar-Mahfud, di Rumah Cemara 19, Menteng, Jakarta Pusat, Minggu, (12/11/2023).

Menurut Andi Widjajanto, pihaknya akan mengikuti arahan sesuai pidato Megawati Soekarnoputri.

Yakni bagaimana menggunakan secercah cahaya dari putusan Majelis Kehormatan Mahkamah Konstitusi (MKMK) menjadi jalan untuk menjaga dan menegakkan demokrasi berbangsa dan bernegara.

Andi mengatakan, apa yang terjadi di pilpres dan pemilu 2024 saat ini bisa dianalogikan seperti pertandingan sepakbola. 

"Pada saat kita bersiap-siap menanti pertandingan sepakbola untuk melihat kesebelasan yang terbaik tampil tapi ternyata timbul keraguan karena ada kejanggalan dalam praktik di lapangan soal pemain yang boleh turun bermain," kata Andi.

Penonton ragu dengan kualitas pertandingan karena wasit yang seharusnya memimpin pertandingan dengan adil tapi ternyata wasit itu terlihat beberapa kali menengok ke ruangan kotak VIP yang ada di atas stadion.

Wasit itu seakan menunggu instruksi sesuai arahan dari seseorang yang ada di box VIP.

Sehingga pertandingan berlangsung dengan terjadinya  berbagai anomali di lapangan.

"Titik awal kejanggalan adalah soal  pengusulan capres dan cawapres. Tiba tiba ada sesuatu yang dipaksakan. Bisa mengambil contoh misal pertandingan U-17, ternyata ada satu kesebelasan yang di dalamnya ada pemain usianya di atas 17 tahun tapi bisa ikut bermain hanya  karena diizinkan oleh penyelenggara pertandingan. Seperti itulah perasaan yang kami rasakan kami," urai Andi.

Halaman

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT