Pemerintah Provinsi (Pemprov) tampaknya masih belum siap untuk menghadapi musim penghujan. Hal ini terlihat dari hujan yang turun pada pekan lalu setelah 5 bulan dilanda kekeringan, namun genangan masih muncul di beberapa titik.
Perbaikan saluran air, normalisasi, hingga pembuatan sumur resapan yang sebelumnya digadang-gadang bisa mengatasi genangan, nyatanya belum bekerja maksimal. Beberapa ruas jalan hingga pemukiman terendam air akibat buruknya sistem drainase hingga masih belum maksimalnya saluran air bekerja.
Namun yang lebih parah adalah fungsi keberadaan sodetan Ciliwung yang dipertanyakan karena masih ada sejumlah titik di Jakarta yang masih terendam banjir pada Minggu (5/11) lalu.
Padahal, keberadaan proyek itu sangat dinantikan warga Ibu Kota, lantaran diklaim bisa menyelesaikan 62 persen masalah banjir di Jakarta.
Semenjak diresmikan Presiden Joko Widodo (Jokowi), proyek sodetan Ciliwung disebut dapat menuntaskan banjir di Jakarta. Megaproyek sodetan berbentuk terowongan dengan panjang mencapai 1.268 meter itu, disebut dapat mengalirkan air dengan volume 60 meter kubik per detik.
Namun proyek yang diresmikan pada (31/7) lalu dan menghabiskan dana lebih dari Rp1 triliun ini belum dirasa efektif bagi warga. Pasalnya, ratusan pemukiman warga di enam kelurahan di wilayah Jakarta Timur dan Jakarta Selatan masih tergenang.
Bahkan, warga di Jalan Kebon Pala 2, RT 13/4, Kampung Melayu, Jatinegara, Jakarta Timur, menilai banjir yang datang pekan kemarin lebih parah. Kawasan mereka terendam banjir selama 12 jam lebih dan tingginya volume air bukan disebabkan hujan deras yang mengguyur Jakarta (4/11) lalu, tetapi karena banjir kiriman.
Atas kondisi yang terjadi, Pemprov DKI Jakarta telah mengevaluasi sodetan Ciliwung yang ternyata belum mampu mencegah banjir di sejumlah wilayah Jakarta. "Jadi kemarin itu standar operasional prosedur (SOP) mau diperbaiki," ujar Penjabat Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono.
Heru mengatakan, Pemprov DKI tengah koordinasi dengan Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane (BBWSCC) terkait evaluasi standar operasional prosedurnya. "Jadi kalau bisa begitu air mengalir ke Kali Ciliwung, masuk ke sodetan. Kalau selama ini menunggu (air penuh) baru (pintu) dibuka dan dialiri," kata Heru.
Heru menjelaskan, Pemprov DKI bersama BBWSCC dan Dinas Sumber Daya Air telah kordinasi terkait rencana pembukaan pintu sodetan Ciliwung saat hujan besar. Nantinya, pintu sodetan Ciliwung akan selalu dibuka untuk memindahkan aliran air dari Kali Ciliwung ke Kanal Banjir Barat. "Kemarin saya minta, sudah langsung terbagi dua saja," tutup Heru.