JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Media sosial lagi-lagi ramai dengan persoalan yang ganjal. Kali ini muncul sindrom nasi goreng atau 'fried rice syndrome' yang menyebabkan seorang pria meninggal pada tahun 2008 silam. Ia diketahui belum genap berusia 20 tahun pada saat kejadian naas itu menimpanya.
Meski sudah larut dalam waktu, hal tersebut kembali ramai di media sosial lantaran banyak netizen yang kepo apa maksud dari sindrom nasi goreng ini. Sindrom nasi goreng merupakan masalah kesehatan yang timbul akibat mengonsumsi nasi goreng yang sudah dimasak, dan disimpan di suhu ruangan cukup lama.
Melansir dari salah satu media internasional, di suatu hari, seorang pemuda yang tidak disebutkan namanya itu memasak spageti dan menyimpannya di dalam wadah plastik. Pemuda tersebut berniat untuk menyimpan pasta agar dikonsumsi nanti.
Setelah masakan itu matang, ia meletakkan spageti tersebut di meja dapur. Setelah lima hari berlalu, ia memanaskan kembali pasta tersebut dan mengonsumsinya. Awalnya pemuda itu sempat mencicipi rasa aneh dan mengira bahwa rasa tersebut muncul dari saus yang digunakan. Namun, pemuda itu tetap menghabiskan makanan tersebut.
Usai mengonsumsi pasta tersebut, ia berniat untuk berolahraga di luar rumah. Tetapi naasnya, hanya berselang 30 menit, ia kembali pulang ke rumah sembari merasakan gejala seperti sakit perut, mual, dan sakit kepala. Ia muntah-muntah selama beberapa jam dan mengalami dua kali diare cair.
Hasil otopsi menunjukkan bahwa pemuda tersebut mengalami nekrosis hati yang menyebabkan hatinya mati tidak bekerja. Setelah sampel makanan diperiksa, tim medis menemukan bakteri Bacillus cereus yang menjadi pemicu meninggalnya pemuda 20 tahun tersebut.
Bacillus cereus memiliki dua jenis racun yang dilepaskan di usus kecil setelah bakteri tertelan dan yang dilepaskan dalam makanan sebelum dikonsumsi. Jadi dengan kata lain sindrom nasi goreng berasal dari bakteri Bacillus cereus yang menyerang bagian tubuh manusia hingga menyebabkan kematian pada penderitanya.