Menurut dia, Jambore Stroke Indonesia menjadi wadah pertemuan berbagai pihak, mulai dari dokter, pemerintah, hingga penyintas stroke. Kata dia, informasi dari para penyintas stroke bisa menjadi bahan referensi para ahli dan dokter dalam menentukan strategi penanganan kasus stroke.
“Sumbernya adalah para penyandang stroke itu sendiri, mereka yang merasakan (dampaknya) psikososial, fisik, ekonomi dan sebagainya,” pungkasnya. (Aldi)
Foto: : Ketua Umum Yastroki Mayor Jenderal (Purn) Dr Tugas Ratmono (kiri) tengah dan Anggota Dewan Pembina Yastroki Prof. Teguh Ranakusuma (kanan) tengah di Lapangan Banteng, Jakarta Pusat. (Aldi)