Tak kalah pentingnya kejujuran, sportivitas dan profesionalisme para kandidat pejabat dan wakil rakyat dalam berkompetisi dari mulai pendaftaran hingga pencoblosan.
Jika yang dikejar sebatas kedudukan, jabatan dan kekuasaan, tanpa disertai rasa tanggung jawab menggunakannya untuk sebaik-baik kepentingan rakyat, itulah cerminan dari “Katunggul Marang Kalungguhan”.
Hanyalah tergoda oleh kekuasaan, tetapi sejatinya tidak mampu mengelola kekuasaan untuk kemaslahatan umat.
Boleh jadi memiliki kemampuan, tetapi abai setelah menduduki jabatan dan kekuasaan.
Sudah duduk kursi bergensi, menjadi lupa berdiri untuk berjalan ke sana kemari menyapa rakyat yang dulu memilihnya.
Para elite negeri ini hendaknya memberi keteladanan, seperti dikatakan Pak Harmoko dalam kolom “Kopi Pagi” di media ini.
Berkompetisi bukan dengan saling menjatuhkan, tetapi lebih kepada mengembangkan kreasi dan inovasi untuk meningkatkan kualitas diri.
Tak hanya skill, keahlian dan kekuatan, juga kian menguatkan jati dirinya sebagai anak negeri yang profesional dan memiliki integritas moral.
Marilah ”Maju tanpa menyingkirkan, naik tinggi tanpa menjatuhkan.
Menjadi baik, tanpa menjelekkan.
Benar, tanpa menyalahkan orang lain” (Azisoko)