JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Polisi berkolaborasi dengan PLN dan instansi terkait guna melakukan pemantauan aliran listrik di rumah warga. Hal itu menyusul maraknya kasus kebakaran yang terjadi karena korsleting.
Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Komarudin mengatakan pihaknya telah mengusulkan agar melakukan pemantauan aliran listrik di rumah-rumah warga.
"Ini termasuk salah satu yang kami usulkan, salah satu yang kami usulkan untuk berkolaborasi dengan PLN, BPBD, untuk memantau aliran listrik," ujarnya kepada wartawan beberapa waktu lalu.
Komarudin menuturkan, fenomena pertambahan penduduk menjadi salah satu faktor diduga banyak warga yang nekat nyolong listrik. Padahal itu sangat berbahaya.
"Kemudian permukiman-permukiman sudah banyak ada pertambahan kos-kosan sehingga dimungkinkan banyak kabel sambungan yang bisa saja itu terjadi potensi korsleting listrik. Ini yang sedang kita pantau," tegasnya.
Diberitakan sebelumnya, suasana mencekam masih terlihat di lokasi kebakaran rumah makan di Jalan Setiakawan, Duri Pulo, Gambir, Jakarta Pusat yang menewaskan dua orang yakni seorang ibu rumah tangga dan iparnya.
Korban tewas bernama Puput (21) dan Taryati (39). Selain itu tiga orang mengalami luka bakar diantaranya Slamet Wahyudi (47), R (7), dan Darmian (49).
Pantauan di lokasi, rumah makan berlantai dua tersebut tampak hangus. Beberapa perabotan rumah juga tampak terbakar.
Sementara, warga di sekitar lokasi masih terus menyaksikan insiden kebakaran nahas tersebut. Di lokasi rumah makan tersebut telah dipasang garis polisi dan petugas tampak berjaga usai melakukan olah TKP.
Kebakaran yang diduga terjadi karena kebocoran gas tersebut membuat warga panik. Pasalnya sempat terdengar ledakan yang bersumber dari rumah makan itu.
Yus, warga di lokasi mengungkapkan, ledakan itu terdengar sekitat pukul 12 45 WIB. Setelah mendengar ledakan, ia kaget lantaran ada seorang anak kecil yakni R korban luka bakar yang keluar dari rumah makan dalam keadaan punggung yang terbakar.
Bocah tersebut merupakan anak dari salah satu korban tewas bernama Taryati (39). Sementara satu korban tewas lainnya yakni iparnya sendiri bernama Puput (21).
"Pas denger suara ledakan anak kecilnya si Raffa dia lari ke sini (warung saya). Itu udah dalam posisi punggungnya terbakar. Dia gak ngomong apa-apa cuma jerit-jerit (kesakitan)," ujarnya di lokasi.
Usai menolong si anak, Yus menuturkan tak lama berselang orangtua R, yakni Slamet Wahyudi yang mengalami luka bakar tiba-tiba melompat dari rumah makan yang tengah dilalap api.
"Terus bapaknya keluar loncat dari etalase. Udah ga bisa ngapa-ngapain. Nah bapaknya sempet nunjuk ke dalam, kaya ngasih tau kalau di dalam ada orang," ungkapnya.
Petugas pemadam kebakaran yang ada di lokasi langsung mengevakuasi anak dan bapak yang terbakar itu, sambil melakukan pemadaman rumah makan yang sudah dilalap api.
Beruntung, lanjut Yus, kondisi rumah makan dalam keadaan sepi. Padahal biasanya rumah makan itu selalu ramai.
"Pas kejadian memang lagi sepi. Tapi biasanya memang ramai," ungkapnya. (Pandi)