Kopi Pagi: Singkirkan Intrik, Hadirkan Kritik

Kamis 21 Sep 2023, 05:39 WIB
Kopi Pagi Singkirkan Intrik, Hadirkan Kritik. Foto: Ist.

Kopi Pagi Singkirkan Intrik, Hadirkan Kritik. Foto: Ist.

“Mari kita tinggalkan politik penuh intrik, dengan menghadirkan sentuhan
simpatik meraih dukungan publik. Ciptakan pemilu aman, nyaman dan
damai..”

-Harmoko-
 
Dinamika politik semakin menarik dicermati jelang perhelatan Pilpres 2024. Berbagai manuver dikemas sedemikian rupa untuk membangun simpati dan empati publik dengan harapan dapat meningkatkan popularitas dan elektabilitas.

Kritik menjadi satu strategi yang terus dinarasikan untuk menunjukkan kepada publik adanya kekurangan, kelemahan pada pihak lawan. Ini kemasan positif dalam berkompetisi secara sehat.

Kritik disebut konstruktif selama dikemas secara santun dan beradab berdasarkan data dan fakta adanya,bukan mengada –ada. Dikemas penuh dengan realitas, lugas dan tuntas. Bukan tarikan napas kebencian untuk menjatuhkan lawan dengan menebarkan kepalsuan.

Di era sekarang, jelang pilpres publik membutuhkan informasi perihal keunggulan dan kekurangan masing – masing kandidat sebagai bahan rujukan sebelum menentukan pilihan.

Di sisi lain, kandidat juga membutuhkan banyak kritikan agar lebih dini mengetahui berbagai kekurangan untuk segera diperbaiki.

Semakin banyak menerima kritikan, sejatinya menguntungkan bagi kandidat yang bersangkutan. Bisa dijadikan indikasi bahwa kandidat tersebut banyak diperhatikan, disorot publik, meski dengan segala kekurangannya.

Ibarat pohon yang semakin tinggi, terpaan angin akan bertambah kencang. Hanya saja, angin tidak berhembus menggoyangkan pepohonan, melainkan menguji kekuatan akarnya.

Itulah perlunya sikap bijak atau legowo bagi setiap kandidat, apakah bakal capres – cawapres, calon wakil rakyat atau calon kepala daerah, untuk menerima kritikan dari siapa pun datangnya.

Hendaknya cermati pesan yang hendak disampaikan, bukan dengan melihat orang yang menyampaikan, meski datang dari lawan politiknya.

Tentu yang dibutuhkan adalah kritik yang membangun, bukan membangun kritik dengan landasan kebencian. Kritik tidak mengandung provokasi, propaganda, dan agitasi. Kritik juga tidak menyajikan data yang tidak mengandung kebenarannya.

Berita Terkait

Politik rakyat, kembali ke desa

Kamis 12 Okt 2023, 07:34 WIB
undefined
News Update