Dinamika politik dalam tiga hari terakhir begitu menyentak. Bagaimana tidak? Koalisi Perubahan yang selama ini terlihat kompak dan solid mengusung Anies Baswedan sebagai bakal capres, tiba – tiba bubar, menyusul Nasdem yang mendapuk Muhaimin Iskandar, Ketum PKB sebagai bakal cawapres pendamping Anies.
Melalui Obrolan warteg di kolom ini, sering disinggung bahwa koalisi saat ini belum final. Baru disebut final setelah parpol koalisi mendaftarkan paslon capres – cawapresnya ke KPU, Oktober mendatang. Bahkan, sudah didaftarkan saja, komposisi koalisi bisa berubah, jika parpol pendukungnya merasa tidak “sreg” atas cawapres yang diusung.
“Berarti Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) bubar dong karena mendapuk bakal cawapres dari parpol non koalisi,” tanya Heri mengawali obrolan warteg bersama sohibnya, Mas Bro dan Yudi.
“Resminya belum, tetapi komentar dari petinggi Demokrat menyatakan demikian,” kata Yudi.
Secara otomatis, Demokrat hengkang dari Koalisi Perubahan, dan menutup pintu bagi Anies dan Nasdem seperti dikatakan Sekretaris Majelis Tinggi Partai Demokrat, Andi Mallarangeng mengomentari keputusan Nasdem yang dinilai sepihak itu. Apalagi sebelumnya, Anies telah menyepakati Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sebagai bakal cawapresnya di pilpres 2024.
Ibaratnya sudah dilamar, tiba – tiba ditinggal kawin dengan orang lain. “Menurut kalian gimana, sudah dilamar, akad nikah sudah ditentukan, mendadak ditinggal kawin dengan orang lain begitu saja?” tanya Heri.
“Kalau saya tak perlu disesali. Segera cari pengganti , sat – set dapat yang jauh lebih baik lagi. Kan, masih muda, ganteng, cerdas, berkualitas lagi, dijamin banyak yang ngelirik,” ujar Yudi.
“Kalau pendapat kamu gimana Bro?” tanya Heri.
“Saya akan mendoakan semoga mereka berdua bahagia,” kata Mas Bro.
“Kamu nggak sakit hati Bro, telah dikhianati, nggak melakukan perlawanan?” tanya Yudi menimpali.
“Sebagai manusia tentu merasa tergores hati. Tetapi kalau sampai sakit hati yang rugi diri sendiri. Lebih baik menata diri, memantapkan hati menatap masa depan yang pasti lebih baik lagi,” jelas Mas Bro.
“Berarti kamu kalah dong?” tanya Heri.
“Bukan kalah, tetapi mengalah. Bukankah, wani ngalah luhur wekasane,” ujar Mas Bro. (jokolestari)