JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Mempunyai daya elektoral kokoh membuat Calon Presiden (Capres) Prabowo Subianto selalu mengantongi keunggulan secara head to head dari Capres PDI Perjuangan Ganjar Pranowo jelang Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024. Keunggulan itu terekam di beberapa survei, salah satunya Litbang Kompas.
Dalam survei Litbang Kompas yang diselenggarakan pada 27 Juli – 7 Agustus 2023 itu, jika dilakukan skema head to head maka Prabowo terbukti mengantongi keunggulan dari Ganjar. Di dalam survei tersebut, Prabowo sukses meraup dukungan sebesar 52,9 persen, adapun Ganjar hanya meraup suara sebanyak 47,1 persen.
“Sekarang ini kan Pak Prabowo head to head sama kuat dengan Pak Ganjar, jadi head to head itu kuat, memang di beberapa survei sempat Pak Ganjar lebih tinggi di beberapa survei, tapi ketika dimasukan head to head itu menang Pak Prabowo,” kata Pengamat Politik Universitas Airlangga, Prof Kacung Marijan, ketika dihubungi, Selasa 22 Agustus 2023.
“Ketika head to head itu rata-rata hampir semua lembaga survei, itu memenangkan Prabowo,” lanjutnya.
Prof Kacung melanjutkan, setidaknya ada faktor utama yang menyebabkan Prabowo selalu mendapatkan keunggulan jika menyisakan dua nama pada pilpres mendatang dan dilakukan dalam skema head to head. Ia menuturkan, faktor itu tak lain adalah adanya migrasi para pendukung atau pemilih Capres Anies Baswedan yang akan memberikan dukungan dan suaranya kepada Prabowo.
“Karena ketika head to head, maka pendukung Anies ya itu biasanya lebih cenderung memilih Pak Prabowo. Ketika hanya Pak Prabowo dengan Pak Ganjar sama saja dengan ketika antara Pak Anies dan Pak Prabowo, maka pendukung Pak Ganjar itu lebih cenderung memilih Pak Prabowo,” tutur Prof Kacung.
Oleh karena itu, Prof Kacung menyimpulkan adanya limpahan dukungan yang didapat Prabowo jika Pilpres berlangsung selama dua putaran. Hal itu disebabkan karena Prabowo merupakan sosok yang moderat, tidak cenderung ke kiri maupun ke kanan.
Figur tengah itulah yang menurut Prof Kacung menjadi keuntungan yang menjanjikan Prabowo jelang kontestasi demokrasi mendatang.
“Itu karena Pak Prabowo itu dianggap sebagai figur tengah dari ketiga pasangan Capres itu jadi dari ketiga calon itu, Pak Prabowo dianggap figur tengah,” pungkas Prof Kacung.