JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Batas waktu ancaman penembakan terhadap Pilot Susi Air Philip Mark Merthens pada 1 Juli 2023 telah habis.
Akan tetapi Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) belum memberi kabar apakah benar akan menembak pilot Susi Air berkebangsaan New Zealand yang disandera sejak 7 Januari 2023 lalu. Belakangan KKB meminta uang tebusan sebesar Rp 5 miliar untuk membebaskan pilot tersebut.
Terbaru, Kapolda Papua Irjen Pol Mathius Fakhiri menyatakan bahwa aparat akan mengedepankan negosiasi untuk membebaskan pilot Susi Air. Adapun negosiasi yang dimaksud adalah berdasarkan prinsip antropologi perdamaian.
Terkait hal ini pengamat politik Rocky Gerung menyambut positif apa yang disuarakan oleh Kapolda Papua. Menurut dia, narasi perdamaian yang diusung sangat bagus dalam situasi seperti ini.
"Saya sangat mengapresiasi apa yang disampaikan Kapolda Papua, yakni mengedepankan negosiasi berdasarkan prinsip antropologi perdamaian. Dan memang perdamaian itu bagus, kalau soal nego gampang lah. Dan apa yang disampaikan Kapolda itu menghadirkan wilayah berpikir baru," kata Rocky Gerung disitat saluran Youtubenya, Senin 3 Juli 2023.
Rocky menduga, akan ada pihak ketiga yang dimanfaatkan sebagai konduktor pertemuan antara KKB dan Indonesia. Nantinya, akan ada upaya memberikan kompensasi berupa materi yang sedianya akan dikasih Pemerintah Indonesia pada KKB tersebut.
Upaya perdamaian sejauh ini juga perlu ditempuh, karena dianggap baik dari pihak KKB dan Indonesia, menemukan kejenuhan secara mental pada kasus ini. Apalagi bagi Pemerintah RI, banyak pasukan terbaik berguguran.
Di sisi KKB, kendari mereka unggul dalam hal penguasaan opini dunia, namun tetap saja mereka perlu cara perdamaian.
Maka itu ke depan, upaya perdamaian untuk membebaskan pilot Susi Air ini akan mengandalkan kemampuan negosiasi.
"Kita bisa berikan tuntutan material, lebih dari itu enggak bisa. Tetapi sinyal yang diberikan Kapolda sangat baik, di mana Indoneia kini masuk dalam satu dimensi baru, tak langsung menyerbu. Karena Papua akan langsung makin kritis," katanya.
Terkait belum dilakukannya eksekusi terhadap pilot Susi Air oleh KKB, Rocky menduga mereka juga sudah berhitung matang. Sebab jika sandera dihabisi, maka citra KKB akan sangat buruk di mata internasional.
Apalagi sandera tersebut yakni seorang sipil, dan pilot, yang sehari-hari bertugas pada perusahaan swasta dan melakukan penerbangan rutin reguler di sana.
Begitu pula dengan Indonesia, yang akan malu jika pilot Susi Air akhirnya dihabisi oleh KKB. Karena reputasi diplomasi pemerintah akan tercederai.
"Jadi saat ini ada ketegangan diplomatik, dan ini bisa merugikan pemerintah RI juga. Tetapi bagus jika kini mengedepankan unsur antropologi perdamaian. Sebab ada lokal wisdom juga yang kembali tetap dihormati," kata Rocky soal nasib pilot Susi Air.