SERANG, POSKOTA.CO.ID - Kasus bayi kurang gizi atau stunting seakan tidak ada habisnya di Kota Serang. Hingga kini angkanya masih tinggi.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Serang, kasus balita yang terkena stunting mencapai 23,4 persen atau 1.030 orang.
Walikota Serang Syafrudin mengatakan, kasus stunting berdasarkan grafik penanaganannya sudah menurun jika dibadingkan lima tahun sebelumnya.
“Kami dari 2018 dari dulu 38,6 persen, alhamdulillah jadi 23,4 persen. Ada penuruan, mudah-mudahan diakhir 2023 ini menurun,” katanya, Jumat (30/6/2023).
Ia menerangkan, salah satu penyebab bayi menderita stunting akibat dipengaruhi kondisi lingkungan kumuh.
Sehingga hal itu menjadi fokus perbaikan selain dari tambahan gizi dan makanan yang sehat.
“Penyebab stunting bukan karena makanan saja atau kesehatan saja tapi juga lingkungan ada sanitasinya, drainasenya, kekumuhannya dan air berish,” terangnya.
Dalam menekan kasus stunting, Syafrudin telah mengalokasikan anggaran sebnyak Rp45 miliar yang tersebar di berbagai Organisasi Perangkat Daerah (OPD), kecamatan dan kelurahan.
“Rp45 miliar itu untuk semua organisasi perangkat daerah sampai tingkat kelurahan. Semua kita anggarkan dalam rangka penanganan stunting baik dinas maupun lurah dan camat di 2023 ini,” tutupnya. (Bilal)