Untuk membayar rumah saja, dia sampai menguras tabungan.
"Otomatis kita ambil dari tabungan yang kita punya untuk menutupi daily cost ini dari cicilan, tagihan-tagihan," kata Andhara Early.
Setelah enam bulan mencicil rumah dari tabungan, Andhara mulai kesulitan untuk membiayai kebutuhan sehari-harinya.
"Nah habis itu, begitu sudah masuk enam bulan, makin teriak-teriak," ungkapnya.
Maka dari itu agar tetap bisa bertahan, Andhara menjual makanan.
Dia menitipkan barang dagangannya ke kantin sekolah anaknya.
"Hasilnya lumayan buat tambahan jajan-jajan," beber Andhara Early.
Namun, penghasilannya itu tetap dinilainya masih kurang.
Penghasilannya yang tak seberapa itu akhirnya membuat Andhara Early berpikir memutar otak bagaimana caranya mendapatkan pundi-pundi rupiah lagi.
Andhara bahkan menjadi sopir untuk mencari penghasilan.
Dia mengantar jemput teman-teman sekolah anaknya.
"Jadi sekalian ngantar jemput anak orang juga," imbuh Andhara Early.