JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Kolumnis Edhy Mulyadi mengomentari peristiwa percekcokan antara Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan dengan politisi PDIP Adian Napitupulu.
Diketahui cekcok panas antara Luhut dan Adian dibocorkan oleh politisi senior PDIP Panda Nababan. Dia bahkan harus menggebrak meja keras-keras dua kali agar cekcok keduanya bisa berhenti.
Kata Panda, Luhut kesal karena Adian dianggap selalu bawa masalah ke Istana. Padahal Luhut menginginkannya turut membantu Jokowi dalam setiap persoalan yang ada.
Luhut ketika itu bahkan mengancam-ancam 'biasa menghabisi orang' dan terus ditantang-tantang oleh Adian eks pentolan Forkot itu.
Menurut Edhy, sikap Luhut yang mengancam akan menghabisi Adian seolah mengonfirmasi bagaimana watak dari sang jenderal. Hal ini seolah seperti apa yang muncul dalam sejumlah pemberitaan mengenai dirinya.
"Aku biasa ngehabisin orang. Ini kan mengkonfirmasi bahwa jenderal yang satu ini memang...uh. Saya enggak berani lagi meneruskan kalimatnya," kata Edhy dari Forum News Network ini, disitat di saluran Youtubenya @BangEdyChannel, Jumat 2 Juni 2023.
Kata Edhy, kalimat 'Saya biasa habisin orang' barangkali menjadi pesan bagi pihak-pihak yang selalu berseberangan dengan kekuasaan dan rajin menyampaikan kritik dan masukannya untuk lebih berhati-hati.
"Apalagi kalau lihat gayanya. Sedikit-sedikit Luhut kalau ada yang kritik selalu bilang 'Kalau enggak ngerti suruh datang ke sini, biar aku kasih data ke mukanya'."
"Ini kan kalimat-kalimat yang bukan sungguh pelayan rakyat. Masa kalau dikritik marah, suruh datang ke kantor dan disodorkan data ke mukanya," ujar Edhy.
Sikap Luhut selama ini tentu dikeluhkan banyak publik. Sebab Edhy menilai sikap seperti itu tidak menggambarkan seorang pejabat publik.
"Anda itu bukan jenderal lagi. Anda itu menteri, kalau jenderal mungkin bisa ngomong begitu ke bawahannya, dan bawahannya akan nurut patuh. Anda sekarang ngomong ke rakyat. Setinggi apapun pejabat publik itu adalah abdi rakyat," katanya.
Sebab pejabat publik diangkat, dilantik dan disumpah dianggap memang untuk melayani rakyat. Dia pun berharap agar para pejabat juga bisa menghindari adanya benturan jabatan dengan bisnisnya. Andaipun ada pihak-pihak yang mengkritik, lanjut dia, tak patut untuk dimarahi.
Bagi Edhy sikap cekcok antara Luhut dan Adian menarik untuk dicermati. Apalagi ini bukan gosip semata lantaran sudah dikonfirmasi dua pelaku utamanya yakni Panda Nababan dan Adian Napitupulu.
Keributan antara Luhut dan Adian tentu menggambarkan bagaimana kondisi di sekitar Jokowi sebenarnya. "Ini menggambarkan bagaimana orang-orang di sekitar jokowi sendiri tidak solid, masing-masing punya kepentingan," katanya.