JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Pengamat politik Refly Harun turut angkat bicara soal adanya sejumlah oknum Polisi yang masuk ke rumah Rizal Ramli.
Kasus Polisi masuk rumah Rizal Ramli belakangan menjadi viral di sosial media usai pihak keamanan rumah berhasil merekam sosok aparat tersebut.
Dalam rekaman yang beredar aparat Polisi yang masuk ke rumah Rizal Ramli seakan enggan untuk direkam. Dia seolah menepis sorotan kamera yang tengah membidik wajahnya.
Menurut Refly Harun, dirinya sangat heran dengan peristiwa tersebut. Sebab diduga ada hal yang hendak dilakukan oleh oknum aparat itu di rumah Rizal Ramli.
Refly sendiri mengaku punya pengalaman senada tiga bulan lalu. Ketika itu ada mobil Polisi yang merapat dan parkir di rumahnya. Saat ditanya sang istri, Polisi itu hanya mengaku ingin menjaga keamanan sebuah restoran cepat saji yang tengah menggelar acara 600 meter dari rumah Refly.
Dan ketika ditegur, akhirnya mereka bergeser walau hanya 25 meter saja.
"Kita paranoid juga, sebab jangan-jangan mereka mau melacak sesuatu, seperti mau menyadap dan sebagainya," kata Refly seperti disitat saluran Youtubenya, Jumat 26 Mei 2023.
Terkait kasus Polisi yang masuk ke rumah Rizal Ramli, Refly menduga mereka adalah orang suruhan. Sebab tidak mungkin dirasa atas dasar inisiatif mereka sendiri tanpa ada keperluan yang hendak ingin dilakukan.
"Masalahnya dia inisiatif sendiri atau disuruh. Kan enggak mungkin dia inisiatif sendiri," kata Refly.
"Ada dua kemungkinan antara mereka mau menyentuh Rizal Ramli atau mau menyadapnya."
Refly sendiri mengaku heran mengapa Rizal Ramli diperlakukan demikian. Apalagi beliau adalah sosok yang sangat kritis terhadap Pemerintahan Jokowi.
Padahal, Refly, Rizal Ramli, dan kawan-kawan yang kental bernuansa oposisi dianggap hanya ingin kritis dan bernegara dengan baik. Tanpa harus melakukan pemberontakan.
Mereka juga hanya ingin meletakkan sendi-sendi bernegara yang sehat di mana negara bebas korupsi.
"Kalau yang dicurigai orang-orang yang enggak korupsi, enggak makan uang negara, cuma kritis sama pemerintahan, kacau berarti. Di mana lagi kita bisa berlindung?" katanya.
Apalagi saat ini banyak pejabat dan aparat yang menggilai kekayaan ketimbang kesejahteraan.
"Kita tak punya maksud buruk, jabatan pun kita tak tertarik. Kami cuma ingin negara ini lurus dan bermanfaat bagi rakyatnya. Masalahnya penguasa dan aparat ingin kaya, dan kami dianggap mengganggu kemapanan dan kenyamanan mereka," katanya.