Obrolan Warteg: Saling Mendahului

Selasa 18 Apr 2023, 07:00 WIB

KITA masih ingat, di setiap bus kota di Jakarta, pada bagian depan, dekat pengemudi tertulis, "Sesama bus kota dilarang saling mendahului."

Tulisan yang sama, biasanya ditempel pula pada bagian body belakang bus.

Masyarakat dapat melihat dengan jelas tulisan tersebut, termasuk penumpang yang berada di dalam bus.

Maksudnya agar penumpang ikut menegur, jika pengemudi kebut-kebutan, sesama bus kota saling salip untuk mendapatkan banyak penumpang demi mengejar setoran.

"Tapi itu dulu, sekarang tulisan seperti itu sudah tidak ada lagi. Tidak zamannya lagi. Manajemen kontrol telah telah dikembangkan, baik lewat jalur pengawasan langsung maupun secara digital," kata Heri mengawali obrolan warteg jelang buka puasa bersama sohibnya, mas Bro dan Yudi.

"Tetapi saling salip masih sering kita saksikan, baik dalam dunia bisnis maupun politik. Lebih-lebih di tahun politik sekarang ini," kata mas Bro.

"Kalau nggak nyalip lama sampai tujuan. Apa harus ikuti mobil di depan yang jalannya lelet kayak bebek. Keburu rezeki dipatok ayam," kata Heri.

"Nyalip boleh, tetapi pakai pakai etika. Tidak nyalip di tikungan. Tidak serobot hak orang lain juga.Begitu pula dalam berpolitik," urai Yudi.

"Malu juga kalau masih main serobot hak orang lain. Apalagi jika dilakukan para elite politik dalam meraih perolehan suara," kata mas Bro.

"Loh meraih suara sebanyak mungkin itu kan strategi politik untuk meraih kemenangan," kata Heri.

"Betul, tapi dilakukan secara jujur, sportif. Tidak curang," kata mas Bro.

News Update