Aldi Reihan, Pemuda Banten Rela Pergi Mengajar ke Perbatasan Indonesia-Timor Leste

Jumat 14 Apr 2023, 15:05 WIB
Aldi Reihan, pemuda Asal Banten yang mengandikan diri mengajar di perbatasan Indonesia-Timur Leste (foto: ist)

Aldi Reihan, pemuda Asal Banten yang mengandikan diri mengajar di perbatasan Indonesia-Timur Leste (foto: ist)

SERANG, POSKOTA.CO.ID –  Ketulusan pengabdian mengajar di pelosok daerah datang dari Pemuda asal Banten yang bernama Aldi Reihan.

Dia rela pergi jauh dari tempat kelahirannya demi mengejawantahkan UUD 1945 yakni mencerdaskan kehidupan Bangsa di perbatasana Indonesia-Timur Leste.

Hanya satu tekadnya, "Sebaik-baiknya manusia ialah yang bermanfaat bagi sesama". Motto itulah yang mendorong Aldi untuk terbang ke Amfoang Timur, Kupang- Nusa Tenggara Timur. 

Alumnus Jurusan Bimbingan Konseling Islam, Fakultas Dakwah di UIN SMH Banten ini rela terhindar dari hiruk pikuk kota demi berbagi ilmu kepada anak-anak di wilayah Timur.

Pemuda kelahiran 6 Februari 1997 ini memilih menjadi Guru Muda di SDN Leomanu melaluo program Pijar, sebuah gagasan dari CT Arsa Foundation untuk meningkatkan pendidikan berkualitas di pelosok negeri. 

"Saya berkesempatan mengabdi di SDN Leomanu, sebuah sekolah yang berada di Kecamatan Amfoang Timur, berbatasan antara Indonesia dan Timor Leste" Kata Aldi dihubungi via WhatsApp, Jumat (14/4/2023).

Ia mengaku mengabdi di daerah perbatasan bukan hal yang mudah. Ada banyak tantangan dan rintangan yang harus dilalui. 

Aldi Reihan, pemuda Asal Banten yang mengandikan diri mengajar di perbatasan                                       Indonesia-Timur Leste (foto: ist)

Namun hal itu sudah terpikirkan saat Aldi memutuskan berangkat ke Kupang. Yang terpenting, dirinya mencoba memberikan yang terbaik sesuai kemampuannya.

Apalagi, tempat mengajar yang Aldi geluti jauh dari fasilitas, terutama sinyal internet. Sehingga perlu inovasi baru dalam menjalankan tugasnya.

"Di daerah perbatasan yang minim akan fasilitas dan sinyal internet. Untuk itu pentingnya memaksimalkan kemampuan dan inovasi yang dimiliki untuk memberikan dampak positif," ucapnya.

Selain mengajar, Aldi juga melakukan beberapa aktivitas guna meningkatkan pendidikan literasi. Seperti klinik literasi, klinik pesiar, home visit, persiapan lomba literasi, dan berbagai aktivitas lainnya.

"Selama di tempat pengabdian, saya menyadari satu hal, yakni yang harus di fokuskan guru itu bukan hanya mengajar, akan tetapi mendidik. Untuk itu pentingnya keilmuan dan kesabaran dalam menjalani prosesnya. selain itu pentingnya inovasi pembelajaran juga adalah hal yang utama," paparnya. 

Ia menerangkan, pendidikan merupakan mata rantai untuk memutus kemiskinan. Semoga kedepannya banyak pemuda di Indonesia yang tergerak hatinya untuk fokus pada pendidikan, terutama di daerah daerah yang sulit dijangkau.

"Sekecil apapun kebaikan yang kita lakukan, itu akan berdampak besar bagi mereka yang membutuhkan. Maka teruslah berkontribusi dan konsisten terhadap apa yang kita lakukan," ucapnya. (Bilal)

News Update