JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Eks Wakil Presiden Jusuf Kalla menyinggung sikap dua gubernur asal PDIP I Wayan Koster dan Ganjar Pranowo yang menolak kehadiran Timnas Israel di Indonesia dalam laga Piala Dunia U-20.
Menurut Jusuf Kalla, mungkin FIFA juga ikut memandang sikap kedua gubernur di helatan Piala Dunia U-20 tersebut sebagai bahan pertimbangan keamanan.
Sebab bagaimana pun, peran gubernur sangat vital dalam mendukung acara berlangsung, terutama dari sisi support keamanan.
"Sangat aneh memang, di satu sisi pemerintah pusat mengizinkan, tetapi dua gubernur tidak mengizinkan. Ini mungkin FIFA bingung, yang mana Pemerintah Indonesia ini? Begitu barangkali," kata Jusuf Kalla dalam program Kontroversi disitat saluran Youtube, Sabtu 1 April 2023.
"Sehingga kalau gubernur tak setuju, mungkin keamanan terganggu. Mungkin salah satu alasan seperti itu," kata Jusuf Kalla lagi komentari Piala Dunia U-20.
Sebenarnya, kata JK, ini adalah bukan kali pertama Indonesia di ban oleh FIFA karena sikapnya. Beberapa puluh tahun lalu Indonesia juga mendapat sanksi tersebut karena tak izinkan Israel masuk ke Tanah Air.
Soal apakah motif dua gubernur di kasus Piala Dunia U-20 sangat bernuansa politik, Jusuf Kalla meresponsnya.
Kata Jusuf Kalla, dari apa yang dibacanya soal sikap dua gubernur, mereka beralasan atas nama konstitusi.
Di mana pada pembukaan Undang-undang Dasar 1945 tertuang amanat 'Kemerdekaan adalah hak segala bangsa. Oleh sebab itu penjajahan di atas dunia harus dihapuskan'.
"Kalau itu benar, kita setuju. Tapi kita tahu juga kalau untuk menghapus penjajahan itu di dua hal, pertama lewat perang-bertempur, seperti yang Indonesia alami. Atau kedua perundingan perdamaian seperti Malaysia," katanya.
Jusuf Kalla menilai perihal kasus Israel dan Palestina, jalan satu-satunya yang dibutuhkan adalah perundingan. Sebab perang kini sudah tak dikehendaki lagi.
Dalam sebuah kesempatan wawancara dengan media asing, Jusuf Kalla juga mendukung Timnas Israel untuk bisa berlaga di Indonesia. Kata dia, olahraga dan politik harus dipisahkan, dan tak boleh dicampur aduk.
"Opini saya adalah terpisah antara politik dan olahraga. Olahraga sangat penting untuk persatuan, tapi beberapa orang di Indonesia mencampur antara politik dan olahraga," kata Jusuf Kalla.