ADVERTISEMENT

Harga Bahan Pokok Jelang Ramadan di Jakbar Naik

Selasa, 21 Maret 2023 18:41 WIB

Share
Foto: Pedagang sayur mayur di Pasar Tomang Barat, Jakarta Barat. (Poskota/Pandi)
Foto: Pedagang sayur mayur di Pasar Tomang Barat, Jakarta Barat. (Poskota/Pandi)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Harga sejumlah bahan pokok terpantau meroket mengalami kenaikan menjelang bulan suci Ramadan seperti cabati rawit, daging sapi, minyak goreng, dan beras disebabkan tingginya permintaan pasar dari masyarakat.

Pedagang sayur mayur di Pasar Slipi Jakara Barat, Sri mengatakan saat ini harga bahan pokok seperti cabai rawit mengalami kenaikan. Saat ini rawit diangka Rp 90 ribu per Kg dari yang sebelumnya hanya Rp 70 ribu per Kg.

"Bawang bombay juga naik jadi Rp 40 ribu, sebelumnya Rp 25 ribu," ujar Sri pedagang sayur, Selasa (21/3/2023).

Selain komoditas cabai dan bawang bombai, kenaikan harga bahan pokok juga terjadi pada komoditas daging sapi. Saat ini daging sapi di pasar tradisional mencapai Rp 150 ribu per Kg dari sebelumnya Rp 140 ribu per Kg.

Kepala Suku Dinas (Kasudin) Ketahanan Pangan, Kelautan, dan Pertanian (KPKP) Jakarta Barat Novy Pailit mengatakan beberapa komoditas bahan pokok yang mengalami kenaikan yakni cabai, daging, beras, dan minyak goreng kemasan.

Dari data tercatat harga komoditas beras premium pada Minggu pertama di Bulan Maret 2023 ini yakni Rp 12 ribu per liter. Kemudian sempat mengalami kenaikan diangka Rp 20 ribu per liter.

Selain itu kenaikan harga juga terpantau terjadi pada komoditas minyak goreng kemasan. Pada minggu pertama harga minyak kemasan Rp 16 ribu per liter, kemudian minggu kedua naik diangka Rp 23 ribu per liter.

Sementara itu, harga daging sapi juga terpantau mengalami kenaikan dari yang sebelumnya diangka Rp 130-140 ribu per Kg kini naik menjadi Rp 150 ribu per Kg di beberapa pasar tradisional.

Menurut Novy, kenaikan beberapa komoditas pangan tersebut disebabkan karena tingginya permintaan masyarakat. Sementara ketersediaan pangan berkurang karena cuaca ekstrim sehingga menyebabkan gagal panen.

"Distribusi juga agak terhambat karena banyak terjadi banjir dan banyak jalan yang rusak dari beberapa daerah pasokan," jelasnya.

Halaman

ADVERTISEMENT

Reporter: Pandi Ramedhan
Editor: Novriadji Wibowo
Sumber: -

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT