JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Pegiat media sosial Guntur Romli menyoroti pernyataan Kepala Kejaksaan tinggi (Kejati) DKI Jakarta Reda Manthovani yang menawarkan damai kepada keluarga korban anak David Latumahina membuat geram publik.
Guntur Romli heran bagaimana mungkin Kepala Kejati DKI Jakarta Reda Manthovani menawarkan damai, sementara korban sampai saat ini masih tergolong lemah dan belum sadar sepenuhnya.
Menurut Guntur Romli, kasus yang bergulir hampir satu bulan itu menunjukkan bahwa David Ozora belum pulih dampak dari penganiayaan berat terencana yang dilakukan oleh Mario Dandy Satrio.
"Tiba-tiba dengan seenaknya Kajati DKI Jakarta Reda Manthovani mau menawarkan damai, mau menawarkan restorative justice kepada korban, ini yang membuat publik marah dan geram."
"Dan bertanya-tanya apa motif di balik penawaran itu, publik juga curiga kenapa kok Jaksa yang harusnya menjadi penuntut, yang harusnya melakukan tuntutan maksimal terhadap Mario Dandy tiba-tiba terkesan menjadi seorang juru damai."
"Apakah penawaran itu keluar dari kehendak pribadi Kajati yang seharusnya tidak boleh, atau ada pesanan dari orang yang lain, ada suruhan dari pihak yang lain?" kata Guntur Rombli disitat saluran Youtube Cokro TV, Sabtu 18 Maret 2023.
Menurut dia, meski dirinya bukan orang yang mendalami hukum, akan tetapi kasus-kasus seperti ini dinilai bukan kasus pidana biasa yang bisa dimintakan damai begitu saja.
Sebab restorative justice hanya bisa dilakukan untuk kasus-kasus pidana ringan. Sementara kasus penganiayaan oleh Mario Dandy Satrio kepada David Ozora Latumahina tergolong keras.
Ini dibuktikan dari kondisi korban yang masih tergolong lemah dan belum pulih, atau mungkin tidak bisa pulih seperti semula. Apalagi pihak keluarga juga sudah menyatakan sejak awal, bahwa tidak pernah akan ada damai untuk kasus ini.
Keluarga David sendiri juga hingga kini tak pernah meminta ganti rugi terkait peristiwa itu.
"Keluarga hanya ingin ditegakkan hukum, dihukum seberat-beratnya kepada para pelaku khususnya kepada Mario Dandy Satrio, anak dari Rafael alun Tri Sambodo mantan petugas pajak yang sekarang juga diusut asal usul harta bendanya," kata dia.
Kasus Ini Jangan Selesai dengan Uang
Oleh karena itu, tak heran kata Guntur Romli, banyak pihak mencurigai motif di balik penawaran damai dari Kajati DKI Jakarta Reda Manthovani yang sedang viral saat ini.
Jangan sampai, lanjut Guntur Romli, karena harta Rafael Alun yang banyak itu, semua persoalan bisa diselesaikan dengan uang. Seperti mungkin yang pernah dilakukan untuk menutupi kelakuan brutal anaknya selama ini, seperti tak bayar tol atau lari setelah isi BBM full tank di SPBU, lalu semuanya diselesaikan dengan uang.
Apalagi publik juga tentu tahu ketika diumumkan bahwa Rafael Alun Trisambodo memiliki brankas di sebuah bank dengan nilai uang Rp 37 miliar.
"Langsung terbayang di publik, jangan-jangan semua urusan ini bisa
diselesaikan dengan uang. Sebab publik sebelum ini juga dikejutkan
dengan cara-cara penanganan Kapolres Jakarta Selatan yang tampak membela pelaku, yang terkesan menyampaikan peristiwa versi pelaku."
"Tetapi setelah kasus ini ditarik ke Polda Metro Jaya dan ditangani oleh Kombes Hengky, kasus ini berjalan dengan baik sesuai dengan koridor hukum," kata Guntur Romli yang kini mulai menyoroti Kajati DKI Jakarta Reda Manthovani.