“Coba lihat identitas kalian. Jangan – jangan kalian nggak punya identitas,” kata Yudi mengawali obrolan warteg bersama sohibnya, mas Bro dan Yudi.
“Sembarangan aja nggak punya identitas. Ini KTP gue, SIM juga ada. Mau lihat yang lain. Ini ada kartu pegawai, BPJS,” ujar Heri sambil mengeluarkan seluruh kartu identitas dari dalam dompet buluknya.
“Oh.. kamu lahir di Solo ya,” ujar Yudi setelah melihat KTP Heri.
“Kalau kamu Bro, mana identitasmu,” tanya Yudi lagi.
“Setiap orang pasti memiliki identitas, minimal KTP dan SIM. Lagian identitas tidak perlu dipertontonkan, kecuali diperlukan. Begitu juga dengan identitas politik,” kata mas Bro.
“Tapi politik identitas dengan identitas politik beda dong,” kata Heri.
”Dengan identitasnya bisa digunakan sesuai kebutuhan. Juga dengan identitas politiknya bisa digunakan untuk kepentingan politiknya,” kata Yudi.
Seperti diberitakan, Menko Polhukam menegaskan bahwa politik identitas tidak masalah selama konteksnya tidak menyerang habis orang lain. Tidak merugikan dan membasmi orang lain.
Jadi gunakan identitas diri sebagai semangat untuk bersatu, saling berbagi peran untuk membangun Indonesia berdasarkan identitas masing – masing.
“Tak ubahnya keberagaman tidak diperdebatkan dan dipertentangkan, tetapi digunakan untuk menjalin persatuan dan kesatuan bangsa,” kata mas Bro.
“Identitasku adalah milikku, identitas kamu adalah milikmu. Setiap orang memiliki identitas yang berbeda dengan orang lain. Nah, identitas ini tak perlu diperdebatkan,” tambah Yudi.
