Mbah Waluyo, 60, meski sudah berstatus manula, masih merasa rosa-rosa macam Mbah Marijan.
Ketika kesepian karena tak ada istri untuk ngetap olie, dia nekad menggauli Yatmi, 30, anak menantunya.
Tentu saja Giman, 35, suami Yatmi marah.
Mau bunuh ayah sendiri, takut durhaka.
Akhirnya Yatmi lah yang dieksekusi.
Belakangan barisan mertua celamitan semakin marak saja.
Ada mantu lelaki main dengan mertua, ada pula mertua lelaki mengencani anak menantu sendiri.
Mereka ini sosok yang mengalahkan iman, demi kemenangan “si imin”.
Si anak menantu ya kelewatan, mertua sendiri kok dilayani.
Ini kan sama saja menantu level kunci Inggris, bisa dipakai buka baut segala ukuran.
Mertua celamitan itu salah satunya adalah Mbah Waluyo dari Batur Kecamatan Gading, Probolinggo (Jatim).
Setiap hari dilayani Yatmi anak menantunya, lama-lama kok bisa tertarik dan berkembang menjadi cinta.
Maklum, sebagai lelaki Mbah Waluyo memang hidup menduda, sudah lama tak pernah ngetap olie.
Padahal dia masih merasa rosa-rosa macam Mbah Marijan.
Sekali waktu dia berhasil merayu Yatmi dan sukses mencetak gol non PSSI.
Rupanya jadi ketagihan, setiap ada peluang anak menantu dijadikan sasaran.
Sampai kemudian pernah dipergoki Giman suami Yatmi.
Marah betul dia, tapi mau bunuh ayah, takut durhaka, sehingga akhirnya saat istrinya tidur langsung dicekik sampai wasalam.
Pada keluarga Giman mengaku bininya mati karena sakit kanker.
Selepas pemakaman keluarga curiga, sebab Yatmi tak punya riwayat penyakit kanker.
Mereka lapor polisi dan makam pun dibongkar, hasilnya ditemukan tanda mati dicekik.
Giman pun diinterogasi dan akhirnya mengaku memang Yatmi mati dicekik.
Tapi dia punya alasan, bunuh ayah kan durhaka, sedangkan bunuh istri meski dosa tapi kan tidak durhaka.
Kalau bunuh bapak kandung dosanya dobel kuadrat ya? (GTS)