Rumah Nyaris Roboh, Lansia di Pandeglang Berharap Bantuan Pemerintah

Sabtu 11 Feb 2023, 20:36 WIB
Nenek Asna warga Saketi Pandeglang tinggal di rumah tidak layak huni. (Foto: Samsul)

Nenek Asna warga Saketi Pandeglang tinggal di rumah tidak layak huni. (Foto: Samsul)

PANDEGLANG, POSKOTA.CO.ID - Rumah pasutri lansia, Asna (65) dan Islak (66), warga Kampung Hunyur, RT 08/04 Desa Parigi, Kecamatan Saketi, Pandeglang kondisinya sangat memprihatinkan.

Pasalnya, bangunan rumah tersebut nyaris roboh akibat dimakan usia. Sementara pasangan lansia tersebut tak kuasa untuk memperbaiki bangunan rumahnya tersebut.

Pantauan Poskota, kondisi bangunan rumah sepasang lansia tersebut selain sudah banyak kerusakan, serta bangunan terlihat sudah miring dan nyaris roboh.

Bangunan rumah yang mayoritas terbuat dari kayu dan bambu tersebut, nampak sudah sangat tidak layak huni. Karena bagian dinding atau bilik rumah sudah banyak yang rusak, atap rumah banyak yang bocor dan penuh tambalan plastik. 

Kalau turun hujan, kedua lansia atau penghuni rumah tersebut kehujanan, dan kalau malam hari kedinginan karena bilik rumah sudah bolong-bolong, dan lantai rumah juga banyak kerusakan. 

"Atap sudah banyak yang bocor, dan juga banyak tambalan. Kalau musim hujan kami kehujanan, kadang saya sering naik ke atas untuk menambal atap rumah," ungkap Asna, Sabtu (11/2/2023).

Saat ada hujan dan angin kata nenek Asna, ia dan suaminya sering mengungsi ke rumah tetangganya, karena selain kebocoran dan juga takut rumahnya roboh.

"Ini juga sudah banyak dipasang tiang penyangga. Soalnya kalau tidak ada tiang penyangga sudah ambruk," katanya. 

Di rumah yang nyaris roboh itu, ia tinggal bersama suami dan satu orang anaknya. Kondisi rumah itu tetap dihuninya lantaran tidak ada lagi tempat untuk bernaung. 

"Mau tinggal dimana lagi, kan hanya ini rumah kami. Bukan kami tidak takut rumah ini ambruk, tapi kami tak kuasa untuk memperbaikinya," ujarnya. 

Ia dan suaminya tersebut sangat mengidamkan punya rumah yang bagus atau paling tidak yang layak huni. Namun karena penghasilan dirinya dan suaminya yang kuli serabutan dan mengembala kami, hanya cukup buat makan sehari-hari.

"Saya kalau ada yang nyuruh kuli tanam padi, sehari penghasilannya Rp20 ribu, suami saya mengembala kambing orang lain. Penghasilan kami hanya cukup buat makan, itu pun kalau saya ada yang nyuruh kerja tanam padi," ujarnya.

Adapun anak yang saat ini tinggal bersamanya lanjut dia, masih menganggur belum dapat pekerjaan. "Anak saya belum punya pekerjaan, masih menganggur," ucapnya.

Saat ditanya apakah sudah pernah bantuan untuk perbaikan rumah. Asna mengaku belum pernah, tapi yang foto-foto bangunan rumahnya mah banyak, tapi bantuan belum ada juga. 

"Kalau untuk bantuan sembako saya dapat. Tapi kalau untuk bangunan rumah belum, hanya baru difoto-foto saja. Harapan kami segera ada bantuan dari pemerintah, karena kami tidak punya biaya untuk bangun rumah sendiri," harapnya. (Samsul Fatoni).

Berita Terkait
News Update