Manila menyatakan, sepak bola saat ini sudah menjadi industri bisnis hingga pemimpin PSSI ke depan tidak hanya karena hobi atau suka dengan sepak bola, tetapi memahami sepak bola dan bisnis.
Lanjut Manila, pengalaman Erick Thohir dalam mengelola organisasi olah raga sudah terbukti berhasil, tidak hanya di sepak bola, namun dia (Erick Thohir) juga menjadi sosok utama dibalik kemajuan Basket Indonesia.
Yang lebih menarik lagi, kata Manila, Erick Thohir mampu mengelola manajemen Inter Milan untuk bersaing dengan klub rivalnya AC Milan yang harus bergantian menggunakan stadion yang sama.
“Erick Thohir itu orang olahraga, dia pernah jadi ketua KOI, mengurus basket, memajukan basket kita dari bawah sampai terkenal kan, beliau di luar negeri bagaimana menangani Inter Milan. Saya diundang ke Itali, ke Milan bagaimana melihat dia menangani Inter Milan yang satu stadion sama AC Milan, bergantian begitu, tapi kan maju,” jelasnya.
“Jadi memang orang yang jadi pemimpin itu bukan hanya punya kemampuan mau jadi ketum, tapi bagaimana proses rencana kerja dia, bagaimana membuat struktur yang bagus, bagaimana membuat pelatihan agar kompetisi berjalan bagus,” tambahnya.
Manila juga menepis anggapan pencalonan Erick Thohir ini disebut-sebut sebagai intervensi pemerintah kepada PSSI. Padahal langkah Erick Thohir mencalonkan diri sebagai ketua umum PSSI untuk membenahinya, karena untuk prestasi setingkat ASEAN saja tidak mampu bagaimana mau bersaing di tingkat dunia.
“Sekarang pemerintah dibilang intervensi, bukan intervensi, pemerintah turun itu karena prestasi kita nggak ada, di multi event kita nggak laku, misalnya SEA games, Asian Games apalagi Olimpiade kita nggak ada namanya apa lagi dunia," ungkapnya
Manila pun menilai dari persoalan yang cukup kompleks dalam sepak bola Indonesia, maka perlu didorong lahirnya pemimpin yang punya pengalaman kerja yang bagus, agar bisa memperoleh prestasi yang bagus pula.
"Kan olahraga sepak bola itu induknya kan FIFA, itu kalau dia single event kan AFC di Asia, tapi kalau dia multi event dia dibawa IOC, (Asian olympic committee) jadi kita harus prestasinya di sana, dan pemimpin harus punya pengalaman kerja,” paparnya.
Dalam konteks itu, Manila mendorong agar ketua umum PSSI terpilih nanti harus merombak total PSSI dan memberikan kesempatan kepada anak-anak muda yang paham sepak bola, dan singkirkan orang-orang lama yang tidak mampu menghadirkan prestasi kepada Indonesia.
"Nah sekarang masalahnya itu siapapun jadi ketua umum, kita tidak berprestasi. Kenapa tidak berprestasi, karena mengurusnya nggak bener, kompetisi nggak jalan ada yang main duit, ada ketua umumnya ditangkap KPK, ini kan bagaimana mengurus bola jadi maling,” bebernya.
“Jadi menurut saya yang lama-lama itu maaf saja sudah berkarat, kasih ke yang muda saja, pemikiran baru, punya visi misi, punya semangat, beri mereka kesempatan untuk membangun sepak bola kita,” pungkasnya.(*)