ADVERTISEMENT

Arsitektur Belanda, Ini Perbedaan dan Keunikan Bangunan Water Toren di Rangkasbitung

Minggu, 5 Februari 2023 15:39 WIB

Share
Bangunan water toren peninggalan zaman Belanda di Rangkasbitung, Lebak. (Foto: Ist).
Bangunan water toren peninggalan zaman Belanda di Rangkasbitung, Lebak. (Foto: Ist).

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

LEBAK, POSKOTA.CO.ID - Bangunan water toren peninggalan zaman Belanda di Rangkasbitung, Lebak memiliki ciri khas dan keunikan, yang tidak bisa ditemukan pada bangunan lain di wilayah tersebut.

Bangunan menara air yang memiliki nilai sejarah tersebut dibangun dengan konsep arsitektur Belanda. 

Sehingga nampak perbedaan dan keunikan bangunan water toren dengan bangunan lainnya di masa kini.

Karakter bangunan yang memiliki ketinggian 9 meter tersebut terlihat berbentuk silindris dan bagian atasnya berbentuk oktagon persegi delapan. 

Pada tengah-tengah bangunan  terdapat dua lubang bulat berbentuk besar, namun tidak diketahui fungsi dari kedua lubang bangunan tersebut. 

Selain itu, kalau terlihat dari kejauhan, bangunan menara air bersejarah itu seperti terbuat dari batu yang disusun rapi. 

Namun ternyata, batu-batu tersebut merupakan bahan bangunan selain batu bata yang biasa digunakan untuk bangunan gedung saat ini.

Pada atas pintu masuk water toren  terdapat angka tahun 1931, yang menunjukan bahwa water toren itu dibangun dan diresmikan tahun 1931 oleh Pemerintahan Hindia Belanda, sebagai sarana penampungan dan penyaluran air bersih.

Menurut catatan sejarah, bangunan water toren tersebut berfungsi untuk kepentingan dalam memenuhi kebutuhan air bersih bagi masyarakat Rangkasbitung, pada zaman Belanda sejak tahun 1931 silam. 

Jika melihat dari tahun pembangunan pada water toren tersebut, hingga saat ini usia bangunan terhitung selama 92 tahun. 

Namun kondisi gedung tersebut masih kokoh, hingga saat ini dilakukan revitalisasi oleh Pemkab Lebak.

Pada masa zaman Belanda dulu, water toren berfungsi sebagai penampungan dan pengaturan pasokan air bersih untuk masyarakat di Rangkasbitung. 

Namun sejak tahun 1970-an, bangunan tersebut tidak berfungsi lagi setelah beberapa kali pergantian pengelolan, mulai dari masa pemerintahan Hindia Belanda dan Jepang.

Saat ini bangunan yang sudah dinyatakan sebagai cagar budaya tersebut telah direvitalisasi oleh Pemkab Lebak, dan sekarang kondisi bangunan lebih megah lagi.

Meski dilakukan revitalisasi, struktur bangunan tidak ada yang berubah masih seperti dulu. 

Hanya saja bangunan lebih dipercantik dan sekitaran lokasi dilakukan penataan.

Kepala Bidang Destinasi Wisata pada Disbudpar Lebak, Usep Suparno mengungkapkan, saat ini water toren Rangkasbitung sudah direvitalisasi oleh Pemkab Lebak. Sekarang kondisi bangunan water toren lebih cantik dan indah lagi.

"Dulu water toren itu dibangun oleh pemerintahan Hindia Belanda untuk memudahkan pasokan air. Namun sejak itu tidak berfungsi, tapi sekarang telah direvitalisasi dan lebih indah lagi," ungkapnya, Minggu (5/2/2023).

Dikatakannya, dari segi arsitektur menara air itu berbentuk silindris dan bagian atas bentuk persegi delapan dengan dinding masonry. 

Sehingga bangunan itu memiliki ciri khas dan keunikan, yang tidak dapat ditemukan pada bangunan sama sekarang ini.

"Iya, bentuk bangunannya cukup unik dan kekuatannya pun luar biasa. Sehingga sampai saat ini tetap berdiri kokoh, namun sekarang lebih dipercantik lagi," tuturnya. 

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT