Oleh: Wartawan Poskota, Sumiayati
JELANG Pilpres 2024, suasana politik di Indonesia semakin memanas, tak hanya soal Capres dan Cawapres 2024 tetapi juga soal isu perombakan atau reshuffle Kabinet Indonesia Maju semakin menguat menjelang Rabu Pon, yang jatuh pada 1 Februari 2023 mendatang.
Presiden Joko Widodo pun beberapa kali telah buka suara mengenai kabar yang merebak belakangan ini tersebut.
Isu reshuffle kabinet ini awalnya mencuat dari pernyataan Jokowi pada akhir Desember 2022.
Kala itu, Jokowi melempar kode mungkin melakukan reshuffle kabinet.
Jokowi kembali memberikan gestur soal reshuffle kabinet.
Sinyal tersebut semakin kuat usai pria asal Solo, Jawa Tengah ini bertemu dengan Ketum Nasdem, Surya Paloh di Istana Presiden pada Kamis (26/1/2023) sore.
Sekalipun Jokowi mengungkapkan tak ada yang istimewa dari pertemuan itu, namun tanda tanya itu begitu besar di mata publik ada apa antara Nasdem dan PDIP?.
Parta berlambang banteng moncong putih ini yang mendukung penuh kepemimpinan Jokowi nampak harus berbuat 'sesuatu' agar pucuk kepemimpinan nasional masih tetap berada di pihaknya.
Dugaan itu semakin kuat dan tentunya pertanyaan besar lainnya, siapa pengganti Presiden Indonesia mendatang?
Terlebih sebelum pertemuan itu terjadi, Surya Palohlah yang dikabarkan mendesak ingin bertemu Jokowi.
Santernya kabar perombakan jajaran menteri itu pun dibumbui jawaban Jokowi yang meminta semua pihak menunggu saja.
Menjelang Rabu Pon, isu tersebut semakin kuat.
Seperti diketahui, Jokowi memang memiliki tradisi mengumumkan hal-hal penting di hari tertentu, salah satunya di hari Rabu Pon.
Dalam waktu dekat ini, Rabu Pon jatuh pada 1 Februari nanti.
Istimewanya Rabu Pon mendatang itu pun tersirat dalam jawaban Jokowi hari ini.
Saat ditanya, apakah akan ada 'kejutan' di momen Rabu Pon mendatang, Jokowi meminta seluruh pihak menunggu.
"Rabu Pon? Bener? Ya nanti tunggu aja," jawab Jokowi.
Lantas, apakah Jokowi akan memberi kejutan reshuffle kabinet pada Rabu Pon yang tinggal menghitung hari? kita tunggu gebrakannya dan dampak dari kebijakan perombakan kabinet tersebut jelang detik-detik pesta demokrasi di Indonesia digelar. (*)