JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Jengkol makanan yang dibenci karena baunya namun ternyata banyak peminatnya.
Saat ini harga jengkol untuk perkilo gramnya lebih mahal di banding dengan harga daging ayam.
Hal ini terlihat di Pasar Kramat Jati, Kecamatan Kramat Jati, Jakarta Timur sejak beberapa hari kemarin.
Di mana harga jengkol mengalami lonjakan yang kini mencapai Rp70 ribu per kilogram dan hampir naik dua kali lipat dibanding harga sebelumnya.
Maya, 41, pedagang jengkol di Pasar Kramat Jati mengatakan, harga jengkol yang sebelumnya berkisar Rp40 ribu per kilogram naik ke Rp70 ribu sejak awal tahun 2023.
"Naik Rp30 ribu perkilonya. Jadi sekarang yang beli sepi karena mahal, paling ada yang beli ya seperempat. Makanya omzet menurun jauh," katanya, Jumat (20/1/2023).
Dikatakan Maya, karena tingginya harga jengkol ia menilai harga pangan itu lebih mahal dibandingkan ayam.
Pasalnya, saat ini untuk satu ekor ayam biasa dijual dengan harga Rp35 ribu sampai Rp40 ribu.
"Makanya banyak pembeli yang beralih, karena mendingan beli ayam dari pada beli jengkol yang harganya selangit," imbuhnya.
Maya menambahkan, lonjakan harga jengkol di Pasar Kramat Jati ini diduga akibat cuaca buruk dalam beberapa waktu terakhir.
Hal itu pun mengakibatkan hasil petani di daerah penghasil minim sehingga harga naik tinggi.
"Banyak pelanggan yang komplain kok sekarang mahal banget. Ya mau bagaimana lagi, karena dari sananya (petani dan distributor) sudah mahal. Kalau kita jual murah kita rugi," ujar Maya.
Lonjakan harga jengkol juga terjadi di Pasar Cibubur, dari yang sebelumnya Rp30 ribu per kilogram kini melonjak Rp70 ribu kilogram sehingga dikeluhkan pedagang dan pembeli.
Harga Cabai Ikut Naik
Selain jengkol, harga sejumlah bahan komoditas pangan di Pasar Kramat Jati, juga merangsek naik menjelang tahun baru Imlek tahun 2023.
Yang mengalami kenaikan adalah cabai, kentang, dan bawang merah melonjak dalam beberapa waktu terakhir.
"Cabai merah keriting yang sebelumnya Rp40 ribu per kilogram sekarang Rp45 ribu. Bawang merah dari Rp30 ribu ke Rp45 ribu," ujar Salim, pedagang sayur mayur.
Ditambahkan Salim, untuk harga kentang yang sebelumnya Rp13 ribu per kilo gram kini juga naik menjadi Rp15 ribu.
Kenaikan harga yang terjadi secara bersamaan ini memberatkan daya beli warga, sehingga banyak pembeli mengurangi jumlah belanja.
"Pelanggan juga banyak yang pergi. Enggak jadi beli pas dengar harga kentang Rp15 ribu per kilogram. Kita pedagang belanja di Pasar Induk setiap harinya harga berubah," ujarnya.
Salim berharap pemerintah lekas mengambil langkah menurunkan harga komoditas pangan yang sedang melonjak agar tidak memberatkan daya beli warga.
"Apalagi sekarang kan Covid-19 baru kelar. Orang ibaratnya baru nafas dari Covid-19 kemarin, banyak kena PHK segala macam. Jelas memberatkan sekali," tukasnya. (ifand)