LAMPUNG.POSKOTA.CO.ID -- Dua tahun lalu, meteor disertai petir dan suara guntur jatuh dan memunculkan sumur kecil di halaman rumah Sunardi, Pekon Sudimorobangun, Kecamatan Semaka, Kabupaten Tanggamus, Rabu malam (27/1/2021).
Warga lalu berduyun-duyun mengambil air dari sumur berukuran 10 cm dan kedalaman 1.5 meter yang kemudian dinamakan Sumur Tiban dengan berbagai niat, terutama berharap khasiatnya sebagai pengobatan alternatif.
Ada yang unik, sumur sekitar warnanya pekat, Sumur Tiban airnya sangat jernih. Pengunjung yang ramai, membuat berkah bagi warga. Mereka menjajakam dagangan dan jasa parkir di jalan menuju rumah Sunardi.
Kini, mereka yang mengambil air Sumur Tiban sudah tak seramai dulu lagi. Dalam seminggu, pengunjung yang datang rata-rata hanya ada empat rombongan untuk meminta air sumur dengan tetap berharap sebagai pengobatan alternatif.
"Warga yang datang rombongan umumnya berasal dari luar daerah, sepert Kota Metro dan Kabupaten Pesisir Barat," kata Sunardi yang tetap merawat Sumur Tiban agar tetap terjaga keasliannya.
Dia juga membuatkan rumah kecil untuk tempat anak bermain agar tak merusak Sumur Tiban. "Kami tetap melayani pengunjung dan tidak ada tarif khusus walau mereka kerap berbagi rezeki," katanya kepada Poskota Lampung, Sabtu (14/1/2023).
Menurut Sunardi, dirinya lebih nyaman sekarang dibandingkan saat ramai pengunjung dua tahun lalu. Karena, dengan tak seramai dulu, dia dapat fokus bekerja sebagai buruh, ternak kambing, serta membuat batu bata.
Sebagai buruh serabutan dengan penghasilan tidak menentu, dia titip pesan dapat masuk program pemugaran rumah Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (DPUPR).
Selama ini, Sunardi bersama keluarganya menempati rumah kayu yang sangat sederhana berukuran 6x6 M2. [Zairi]