ADVERTISEMENT
Sabtu, 14 Januari 2023 22:10 WIB
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
"Pembentukan forum akademisi ini sangat luar biasa. Saya kira kalau orang kampus yang bicara akan didengar dan dipertimbangkan cukup serius," kata Prof Ma'mun Murod, Sabtu (14/01/2023).
Wacana revolusi sepak bola Indonesia, kata Prof Ma'mun Murod, sangat tepat dan keharusan di tengah kondisi sepak bola Indonesia yang minim prestasi. Selain itu, tragedi Kanjuruhan yang menelan korban 135 nyawa sampai saat ini belum ada yang mau bertanggung jawab.
"Ini kan luar biasa. Yaitu Menggambarkan sesungguhnya bagaimana kondisi pengelolaan sepak bola di Indonesia. Saya kira seruan dan tuntutan untuk melakukan revolusi sepak bola Indonesia sebuah keharusan yang mesti kita lakukan. Revolusi itu adalah ekstrem, perubahan yang fundamental dan berlangsung cepat. Kita tidak ada pilihan," ungkapnya
Lanjut Prof Ma'mun Murod, di awal tragedi Kanjuruhan ia sudah geram dengan tingkah federasi sepak bola Indonesia atau PSSI yang seolah tidak mau bertanggung jawab. Kegeraman itu ia tulis di twitter dan berbagai kesempatan sebagai bentuk aspirasi dari kalangan akademisi.
"Baik di twitter atau dimanapun saya sampaikan, ketua umum PSSI harus mundur. Tapi tidak ada reaksi apapun, untung ada KLB," terangnya
"Saya teriak, ketua Arema itu harus mundur itu pun tidak ada respon apapun, padahal dunia kampus yang ngomong," tambahnya
Prof Ma'mun berharap FAPSI bisa mewarnai wacana dan dinamika sepak bola Indonesia, terutama dalam memberikan masukan untuk perbaikan sepak bola ke depan. Sebab, pasca tragedi Kanjuruhan banyak pihak mulai sadar dan menyuarakan pentingnya revolusi sepak bola Indonesia
"Saya kira harapan (masyarkaat) itu ada pada kelompok-kelompok kecil, di forum akademisi. Ini hal yang baru, bila perlu dibuat (koordinator wilayah) di seluruh Indonesia, akademisinya tampil dan saat ada momentum Kongres PSSI kita harus berteriak terkait pengembangan sepak bola Indonesia,"katanya.(*)
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT