Pengamat: Jalan Berbayar di Jakarta Efektif Asal Didorong Dengan Cara Lain

Kamis, 12 Januari 2023 22:14 WIB

Share
Pengamat transportasi, Azas Tigor Nainggolan. (ist)
Pengamat transportasi, Azas Tigor Nainggolan. (ist)

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Pengamat transportasi Azas Tigor Nainggolan merespon wacana penerapan jalan berbayar secara elektronik atau electronic road pricing (ERP) untuk mengatasi kemacetan di Jakarta.

Menurutnya, agar lebih efektif, penerapan kebijakan jalan berbayar di Jakarta juga harus didukung dan disertai cara lain.

"Seperti manajemen parkir dan integrasi layanan transportasi publik," kata Tigor dalam keterangannya yang dikutip, Kamis (12/1/2023).

Tigor menyampaikan, sistem ERP sebetulnya sudah banyak digunakan di kota-kota besar di beberapa negara seperti Stockholm Swedia, London Inggris serta Singapura, dan terbukti berhasil mengatasi kemacetan di kota tersebut. ERP merupakan salah satu cara untuk mengendalikan penggunaan kendaraan pribadi di ruas jalan tertentu.

Berdasarkan pengalaman, dikatakan Tigor, ERP lebih efektif dalam memecahkan kemacetan pada ruas jalan tertentu dibandingkan cara ganjil genap atau juga 3 in 1.

Sistem ERP ini adalah bagian dari disinsentif bagi pengguna kendaraan pribadi agar mau pindah ke transportasi publik.

"Agar lebih efektif mengendalikan atau menekan tingginya penggunaan kendaraan pribadi yang bikin macet Jakarta, maka perlu disertai sistem layanan transportasi publik yang terintegrasi baik, serta manajemen parkir baru di Jakarta," ujar Tigor.

Oleh karena itu, sistem parkirnya harus bisa menekan atau membuat warga berpikir panjang bila ingin menggunakan mobil pribadi atau motor pribadinya di kota Jakarta. Kemudia sistem parkir baru juga bisa diterapkan dengan menghilangkan total parkir liar, menghapus parkir di semua badan jalan.

"Termasuk tarif parkir yang mahal agar menyulitkan pengguna menggunakan kendaraan pribadi, mobil dan motor di Jakarta," ucap dia.

Kalau warga sulit menggunakan kendaraan pribadi, mereka akan berpindah ke transportasi publik massal.

Halaman
Reporter: Aldi Rinaldi
Editor: Winoto
Sumber: -
Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar