SERANG, POSKOTA.CO.ID - PT Nikomas Gemilang yang berlokasi di Kecamatan Kibin, Kabupaten Serang menawarkan pengunduran diri kepada 1.600 pegawainya secara sukarela.
Perusahaan yang memproduksi sepatu Nike dan Adidas tersebut membuka pendaftaran pengunduran diri sukarela karena kondisi perekonomian global yang mengakibatkan menurunnya pemesanan.
Humas PT Nikomas Gemilang Danang Widi Pangestu mengatakan, penawaran pengunduran diri secara sukarela dibuka pada hari ini hingga besok kepada seluruh karyawan PT Nikomas Gemilang.
Perusahaan yang memproduksi sepatu ekspor itu mengaku akan memenuhi segala hak karyawan dan dibayarkan berdasarkan UU Ketenagakerjaan dan Perjanjian Kerja Bersama.
“Kami buka penawaran pengunduran diri sukarela pada hari ini sampai besok, sengaja dilakukan dalam waktu singkat karena biasanya banyak yang berminat,” kata Danang dalam keterangannya kepada Poskota.co.id, Senin (10/01/2023).
Danang menyampaikan alasan mengapa perusahaan yang memiliki puluhan ribu karyawan ini membuka penawaran pengunduran diri sukarela kepada karyawan.
Ia menuturkan, tahun 2022 seharusnya menjadi tahun pemulihan industri sepatu olahraga.
Namun konflik Rusia-Ukraina di awal tahun, kenaikan harga bahan bakar secara global, tingkat inflasi yang tinggi, penurunan pesanan dan pengaruh berbagai faktor internasional lainnya menyebabkan pasar sepatu olahraga internasional menurun drastis dan harga bahan baku terus meningkat.
Faktor-faktor tersebut menimbulkan reaksi berantai dan kondisi yang cukup serius melanda industri sepatu olahraga.
Hal itu terlihat sejak kuartal ketiga tahun lalu, pabrik sepatu mulai merumahkan karyawannya. Itu juga yang dirasakan oleh PT Nikomas Gemilang.
Danang mengatakan, PT Nikomas Gemilang telah menempuh berbagai cara untuk bertahan di tengah kondisi perekonomian global yang penuh tantangan, di antaranya pengurangan jam kerja dan penghapusan lembur.
Namun demi keberlangsungan perusahaan, dengan berat hati PT Nikomas Gemilang menawarkan pengunduran diri sukarela kepada karyawan dengan kuota 1.600 orang.
“Berbagai hal telah kami lakukan seperti stop recruitment, tidak ada lembur, pengurangan jam kerja dan program cuti khusus namun tidak dapat kami hindari dan dengan dengan berat hati kami harus melaksanakan program pengunduran diri sukarela,” ujar Danang.