ADVERTISEMENT

Obrolan warteg: Terbuka atau Tertutup

Kamis, 5 Januari 2023 08:53 WIB

Share

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

“Kamu suka barang yang tertutup atau terbuka, Bro, “ tanya Heri mengawali
obrolan warteg usai maksi bersama sohibnya mas Bro dan Yudi.

“Barang apa dulu, kalau tempe goreng saya suka yang terbuka, kelihatan
tempenya gosong atau tidak. Seperti di warteg ini, kelihatan kan tempenye
cerah seperti yang punya,” kata mas Bro sambil melirik Ayu Bahari, pemilik
warteg.

“Modus kamu Bro, mau ngebon kan. Sudah kembali kepada pilihan, kalau kamu
cari calon istri pilih yang terbuka atau tertutup,” ujar Heri.

“Terbuka atas dirinya, masa lalunya, dan segala hal yang menyangkut
dirinya.Tetapi tertutup untuk menyimpan aib keluarga,” kata mas Bro.

“Pertanyaannya sekarang kalau memilih caleg secara terbuka atau tertutup?.
Terbuka itu langsung mencoblos nama calegnya atau cukup mencoblos
parpolnya ” tanya Yudi.

“Aku nggak punya pilihan. Keduanya sama saja ada positif negatifnya. Bagi
rakyat tentunya yang terbaik,” kata Heri.
“Harus punya pilihan dong,” kata Yudi.

“Saya pada pemilu lalu mencoblos partainya karena nggak kenal sama
calegnya. Biarlah partai yang mendapat suara untuk menentukan kadernya
menjadi wakil rakyat,” ujar mas Bro.

“Loh kok bisa begitu?” tanya Yudi.

“Iya bisalah, kadang bingung. Dari begitu banyak nama caleg, aku nggak
begitu mengenal baik siapa dia sesungguhnya. Ketimbang ragu, salah pilih,
mending pilih partainya,” kata mas Bro.

“Banyak banget nama yang harus dipilih, kalau dicermati satu –satu waktunya
bisa lama, antrean sudah nunggu,” tambah Heri.

Halaman

ADVERTISEMENT

Editor: Tri Haryanti
Sumber: -

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT