ADVERTISEMENT

Di Konferensi Perdamaian di Filipina, Waketum MUI KH Marsudi Syuhud Sebut Toleransi di Indonesia Bisa Jadi Contoh Penanganan Konflik Dunia

Sabtu, 3 Desember 2022 11:58 WIB

Share
Waketum MUI KH Marsudi Syuhud saat menyampaikan pidato di Konferensi Perdamaian Filipina. (ist)
Waketum MUI KH Marsudi Syuhud saat menyampaikan pidato di Konferensi Perdamaian Filipina. (ist)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Wakil Ketua Umum (Waketum) MUI, KH Marsudi Syuhud menyebut toleransi di Indonesia dapat menjadi contoh kongkrit penanganan konflik untuk menjaga perdamaian dunia. 

Hal itu disampaikan KH Marsudi Syuhud di depan ribuan tokoh dunia di Global Peace Conference dan Global Peace Festival yang digelar Global Peace Foundation (GPF) yang bermarkas di Washington DC, di Hotel Mariot and Widus Hotel, Clark Filipina, Jumat (2/12/2022) lalu.

Dalam pidatonya yang bertema “One Family Under God: A Vision for a World of Freedom and Peace,” KH Marsudi Syuhud mengangkat pendekatan yang dilakukan di Indonesia dalam penanganan konflik yang ada di masyarakat.
 
Tema besar ini ia angkat karena perang yang terjadi di negara-negara Muslim tahun demi tahun terus bertambah.

Menurutnya penanganan konflik di Indonesia bisa menjadi contoh dalam mewujudkan toleransi antara sesama. 

Di antaranya dengan budaya kumpal-kumpul di masyarakat yang merupakan bukti kongkret dirasakan masyarakat untuk memperkecil konflik sosial.

"Baik kumpal kumpul antarumat seagama atau antarumat beragama, berbeda dengan negara-negara yang tidak memiliki budaya seperti ini," tukas KH Marsudi Syuhud dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (3/12/2022).

Kedua, dia melanjutkan, Indonesia mempunyai organisasi sosial lebih dari 100 organisasi baik dari organisasi sosial keagamaan atau organisasi sosial konvensional.

Dimana bila ada konflik, organisasi organisasi inilah yang tampil langsung menanganinya yang kemudian bersama sama-sama pemerintah untuk saling bantu membantu.

“Dan ini semua adalah muncul dari semangat ajaran agamanya yang terus mendorong penganutnya untuk hidup rukun, baik rukun antarumat seagama, dan rukun antarumat beragama dan rukun antarumat sebangsa,” ungkap pengasuh Pondok Pesantren Ekonomi Darul Uchwah Jakarta ini.

Karenanya Kiai Marsudi Syuhud pun mengajak pada tokoh-tokoh dunia untuk menghentikan perang, dan mengajak tokoh-tokoh agama untuk menjadikan ajaran agama sebagai problem solving.

Halaman

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT