Pertandingan Portugal - Uruguay Disela Aksi Demonstrasi Seorang Diri, Ini Pesannya

Rabu 30 Nov 2022, 09:00 WIB
Aksi demonstrasi di tengah pertandingan Portugal dan Uruguay.

Aksi demonstrasi di tengah pertandingan Portugal dan Uruguay.

QATAR, POSKOTA.CO.ID - Seorang pengunjuk rasa memotong jalannya pertandingan Portugal dan Uruguay.

Dia berlari melintasi lapangan dengan bendera pelangi di Piala Dunia pada Senin (28/11/2022) di Stadion Lusail.

 

Aksi demonstrasi di tengah pertandingan Portugal dan Uruguay.

 

Pria tersebut membawa bendera pelangi sambil mengenakan kaos biru dengan lambang Superman bertuliskan “Selamatkan Ukraina (Save Ukraine) di bagian depan dan “Hormati Perempuan Iran” (Respect For Iranian Woman) di bagian belakang.

 

Atas aksi demonstrasinya, laki-laki yang kemudian diketahui bernama Mario Ferri, dikejar petugas keamanan selama paruh kedua pertandingan. Dia diantar pergi tak lama setelah berhasil masuk ke lapangan.

 

Aksi demonstrasi di tengah pertandingan Portugal dan Uruguay.

 

Dalam pengakuannya, dia menyebutkan telah dibebaskan tanpa dakwaan di Qatar pasca membawa bendera pelangi ke lapangan. Dia juga menyatakan Presiden FIFA Gianni Infantino membantu menyelesaikan situasi.

Keterangan ini disampaikan pria Italia tersebut ke media sosial pada Selasa (29/11/2022).

Mario Ferri menulis di sebuah unggahan Instagram, "Aku Kembali," dan menambahkan dalam cerita Instagram, "Tidak ada konsekuensi hukum, saya bebas," sebelum mengatakan kepada stasiun radio Catalan RAC 1 bahwa Presiden FIFA Gianni Infantino "datang kepada saya secara pribadi (dan) menyelesaikan situasi”.

Banyak fans memiliki pakaian dan barang bertema pelangi yang disita di Piala Dunia Qatar. Warna pelangi dikaitkan dengan komunitas LGBT sementara homoseksualitas dikriminalisasi di Qatar.

Babak Piala Dunia ini mendapat kecaman besar karena undang-undang dan sikap negara atas homoseksualitas, dugaan pelanggaran hak asasi manusia, dan ribuan kematian pekerja migran yang dilaporkan.

Sementara Ukraina diserbu Rusia pada bulan Februari. Di samping itu banyak protes anti pemerintah di Iran dalam beberapa pekan terakhir usai seorang perempuan berusia 22 tahun, Mahsa Amini, meninggal pasca ditahan polisi moral karena mengenakan jilbab tidak benar.

Mario Ferri yang berusia tiga puluh lima tahun tersebut dikabarkan adalah mantan pemain sepak bola yang berkompetisi di India. ***

(Independent, CBS)

Berita Terkait
News Update