ADVERTISEMENT

Lesbumi PBNU Gelar Kesenian Budaya Betawi di Setu Babakan, Jagakarsa

Rabu, 30 November 2022 23:42 WIB

Share
Lesbumi PBNU Gelar Kesenian Budaya Betawi. (ist)
Lesbumi PBNU Gelar Kesenian Budaya Betawi. (ist)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Beberapa faktor internal antara lain bentuk organisasi Lesbumi yang besar mulai pusat hingga daerah, sumberdaya manusia yang belum merata, serta model tata kelola organisasi yang belum efisien. Adapun beberapa faktor eksternal seperti posisi kebudayaan yang belum dianggap penting dalam agenda nasional Indonesia, relasi NU dan pemerintah yang mengalami pasang-surut sejak Orde Lama, Orde Baru, hingga pasca Reformasi, serta kompleksitas dan majemuknya masalah kebudayaan di berbagai daerah di Indonesia.

Jadul menambahkan, ada banyak agenda yang akan dibahas dalam Rakernas dan Temu Nasional, satu di antaranya adalah fikih kebudayaan demi pemajuan kebudayaan.

Kita tahu, peran Nahdlatul Ulama dalam sejarah Indonesia berangkat dari mekanisme pengambilan keputusan dalam Islam yang mengatur tugas dan hubungan manusia dengan Tuhan, sesama manusia, dan alam, yaitu ushul fiqh atau teori hukum Islam yang komprehensif dengan menimbang sumber sakral, sosio-kultural, ekonomi, dan politik demi mencapai kemaslahatan yang sebanyak-banyaknya dan risiko sekecil-kecilnya bagi umat manusia dan lingkungan yang dihuni.

”Pembahasan ini tentu merangkul sejumlah ahli yang kompeten dalam bidang agama, seni, dan kebudayaan secara luas demi menghasilkan visi yang arif, luas, dan maslahat bagi umat manusia dan khususnya bangsa Indonesia,” kata Jadul.

Menurut Sekretaris Lesbumi PBNU Inaya Wulandari Wahid, praktik marginalisasi kebudayaan tersebut bukan hanya fenomena nasional namun global.

"Dalam Temu Nasional Seniman Budayawan NU 2022, pemajuan kebudayaan akan menjadi semangat utama untuk melakukan akselerasi agar kebudayaan bisa mendapat tempat yang layak dalam agenda strategis nasional. Oleh karena itu, kami akan membahas berbagai topik
secara seksama demi menghasilkan rumusan yang menjawab berbagai tantangan mutakhir di bidang kebudayaan,” tegas Inaya. (*/mia)

Halaman

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT