ADVERTISEMENT

Kemenag Libatkan 60.000 Penyuluh dan Penceramah Agama Edukasi Masyarakat Cegah Stunting

Selasa, 29 November 2022 13:00 WIB

Share
Foto : Direktur Penerangan Agama Islam, Ditjen Bimas Islam, Kementerian Agama, Ahmad Zayadi. (Ist.)
Foto : Direktur Penerangan Agama Islam, Ditjen Bimas Islam, Kementerian Agama, Ahmad Zayadi. (Ist.)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

JATENG, POSKOTA.CO.ID -  Sebanyak 60.000 penyuluh dan penceramah agama Kementerian Agama (Kemenag) diajak mengedukasi masyarakat untuk hindari pencegahan Stunting (Gizi buruk) kepada masyarakat Indonesia. 

Hal tersebut diungkapkan Direktur Penerangan Agama Islam, Ditjen Bimas Islam, Kementerian Agama, Ahmad Zayadi di Pendopo Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, terkait pencegahan dan penurunan stunting hanya bisa dilakukan dengan kolaborasi.

"Kemenag memiliki 50.262 Penyuluh Agama Islam. Sebagai aparatur negara, Penyuluh siap menyuksesakan program pemerintah. Kemenag juga telah memberikan penguatan kompetensi penceramah agama sebanyak 10.023 penceramah di seluruh Indonesia," ungkap Zayadi Senin (28/11/22) kemarin.

Kolaborasi Penyuluh dan Penceramah Agama, sambung Zayadi dalam Peluncuran Materi Audio Visual Bagi Penyuluh Agama dalam Program Percepatan Penurunan Stunting, merupakan keniscayaan. "Kita akan terus bekerja sama dengan semangat kolaborasi sehingga seberat apa pun beban yang dialami akan mudah diuraikan," sambungnya. 

Kegiatan tersebut dihadiri Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN),  Hasto Wardoyo dan Bupati Brebes, Idza Priyanti. Zayadi meyakini,  kolaborasi seluruh komponen efektif menurunkan angka stunting hingga 14 persen.

"Kita akan semakin memperkuat kolaborasi dengan Kementerian dan Lembaga. Dengan semangat kebersamaan, insyaallah ikhtiar menurunkan angka stunting akan tercapai dengan baik," tambahnya.

Selain sebagai aparatur negara, tambah Zayadi, Penyuluh Agama merupakan sosok panutan di masyarakat. Penyuluh bertugas memberikan bimbingan dan penyuluhan seputar wawasan kebangsaan dan keagamaan melalui majelis taklim, masjid, dan kelompok binaan.

"Penyuluh menjadi rujukan umat dan sumber literatur bagi masyarakat. Selain isu keagamaan dan ketahanan keluarga, Penyuluh juga memberikan penguatan Moderasi Beragama dan wawasan kebangsaan," pungkasnya. (Adv)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT