ADVERTISEMENT

Pengamat: Kalau Golkar Tidak Punya strategi Variatif dalam Menggaet Pemilih Muda, Maka akan Tergerus Partai Lain

Rabu, 23 November 2022 16:34 WIB

Share
Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR) Ujang Komarudin.(Ist)
Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR) Ujang Komarudin.(Ist)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR) Ujang Komarudin menilai, partai politik akan menyusun beragam strategi untuk menggaet pemilih muda menghadapi Pemilu 2024. 

Jika hanya mengandalkan cara-cara konvensional maka kesempatan untuk meraup suara bisa menguap hilang begitu saja.

Hal itu disampaikan Ujang menanggapi Partai Golkar yang mengedepankan strategi penggalangan opini, termasuk memuluskan Ketumnya Airlangga Hartarto, jadi calon presiden di Pemilu 2024.

Ujang menekankan pemilih muda di Pemilu 2024 bakal mencapai 60 persen dari total konstituen. Sebagai partai yang besar, kata dia, Golkar harus mempunyai aspek diferensiasi pada kerja-kerja kampanye jika ingin targetnya tercapai.

"Kalau hanya melakukan penggalangan opini publik, lalu kampanye di media. Itu hal yang biasa. Partai-partai lain pun melakukan hal serupa," ujar Ujang dalam keterangannya, Rabu, (23/11/2022).

Ujang menyarankan, partai Partai Golkar harus mempunyai strategi yang variatif. Sebab partai politik dipastikan bakal berlomba-lomba menggaet para pemilih muda. Misalnya saja, Partai Gerindra yang sudah menunjuk lebih dari satu juru bicara untuk Pemilu 2024 dari kalangan muda.

Pengamat ini menilai, kalau Golkar tidak mempunyai strategi yang variatif dalam  berlomba-lomba menggaet pemilih muda, maka akan tergerus oleh partai lain.

"Saya melihat harus ada variasi, harus ada pembeda, harus ada daya tarik yang diberikan Golkar pada pemilih, termasuk pemilih muda. Kalau tidak? Ya akan sama, akan biasa saja, akan tergerus oleh partai lain dengan kampanye yang sama," ujar Ujang.

Menurut Ujang, Golkar sudah cukup mapan dengan infrastruktur politik yang besar. Maka sudah sepatutnya menerapkan pendekatan baru dengan mengikuti konstruksi pemilih Pemilu 2024 yang didominasi kalangan muda.

"Golkar harus mengambil posisi yang bisa menjangkau pemilih muda dengan cara baru yang kreatif, atraktif, dan bisa menawarkan solusi, agar mereka simpati. Oleh karena itu butuh terobosan, strategi, dan butuh cara-cara baru, termasuk diferensiasi dalam kampanye, untuk mendapatkan simpati dari pemilih terutama pemilih muda," katanya.

Halaman

ADVERTISEMENT

Reporter: Wanto
Editor: Winoto
Sumber: -

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT