QATAR, POSKOTA.CO.ID - Aturan peralatan FIFA melarang pemakaian ban lengan kapten bertuliskan One Love di Piala Dunia 2022 yang berlangsung di Qatar.
Pemain yang mengenakan ban lengan One Love berisiko mendapatkan kartu kuring sebelum kick-off karena melanggar aturan FIFA.
Adapun, ban lengan bertuliskan One Love adalah untuk mempromosikan inklusivitas dan hak LGBTQ+ yang mana dilarang dan dikriminalkan di Qatar.
Dilansir dari Daily Mail pada Senin (21/11/2022) para kapten dari sembilan negara Eropa, termasuk Harry Kane dari Inggris, Gareth Bale dari Wales dan Manuel Neuer dari Jerman, berencana mengenakan ban lengan One Love tersebut.
Laporan di Bild mengatakan bahwa DFB (asosiasi sepak bola Jerman) sekarang mempertimbangkan apakah Neuer harus mengenakan ban kapten mengingat potensi konsekuensinya, sementara Kane diperkirakan akan mengenakan ban kapten untuk pertandingan Inggris melawan Iran pada hari Senin.
Aturan peralatan FIFA saat ini menyatakan bahwa: 'Pada turnamen FIFA, staf pertandingan harus mengenakan pakaian resmi dan perlengkapan yang disediakan oleh FIFA, termasuk lencana acara FIFA yang ditentukan dan disediakan oleh FIFA.'
Pakaian tidak resmi seperti ban lengan One Love dapat dianggap ilegal, dan pemain yang memakainya dapat didenda atau diberikan kartu kuning.
Mark Bullingham, Kepala Eksekutif FA Inggris, sebelumnya mengatakan bahwa Inggris bersedia didenda karena mengenakan ban kapten One Love.
Dia mengatakan menyedihkan bahwa banyak penggemar LGBTQ+ Inggris tidak datang ke Qatar karena kekhawatiran tentang Qatar. Padahal menurutnya itu sangat penting untuk menunjukkan nilai-nilai.
Sementara, FA Inggris meminta izin FIFA untuk mengenakan ban lengan One Love bulan lalu, tetapi tidak mendapat tanggapan.
FIFA telah meluncurkan ban kapten mereka sendiri sebagai tanggapan ban lengan One Love. Ini sebagai bagian dari kampanye sosial yang dijalankan bersama Perserikatan Bangsa-Bangsa yang akan mempromosikan kampanye berbeda untuk setiap putaran turnamen. Tema untuk perempat final adalah 'tidak ada diskriminasi', akan tetapi hak LGBTQ+ tidak disebutkan dalam kampanye mana pun. (*)