ADVERTISEMENT

Balitbang Dilklat Kemenag RI Gelorakan Moderasi Beragama Melalui Pentas Seni Budaya

Sabtu, 19 November 2022 17:49 WIB

Share
Foto : Kaban Litbang dan Diklat Kemenag RI Prof. Amien Suyitno. (Ist.)
Foto : Kaban Litbang dan Diklat Kemenag RI Prof. Amien Suyitno. (Ist.)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

JATENG, POSKOTA.CO.ID – Puslitbang Bimas Agama dan Layanan Keagamaan (BALK) Balitbang Diklat Kementerian Agama (Kemenag) RI menggelorakan moderasi beragama lewat Pentas Seni (Pensi) Budaya.

Puslitbang Bimas Agama dan Layanan Keagamaan (BALK) Balitbang Diklat Kemenag menggandeng seniman Ludruk Cak Kartolo dalam mensyiarkan penguatan nilai-nilai moderasi beragama.

Festival toleransi dan pagelaran seni budaya dengan tema Diplomasi Moderasi Beragama melalui Seni Budaya, berlangsung di Sam Poo Kong, Semarang, Jawa Tengah.

Mengawali rangkaian festival tersebut, Kepala Badan (Kaban) Litbang dan Diklat Kemenag Prof. Amien Suyitno dalam sambutannya di hadapan Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas dan seluruh tamu undangan, mengatakan kegiatan pengarusutamaan moderasi beragama yang dilakukan Kemenag telah dilakukan dengan berbagai media, segmen, sekaligus dengan tema-tema yang beragam.

“Balitbang Diklat dalam pengarusutamaan moderasi beragama selain menggunakan pendekatan konvensional yang berbasis pada diklat, TOT, dan seminar, juga menggunakan pendekatan berbasis seni budaya,” kata Prof. Amien Suyitno di Semarang, Jawa Tengah Jumat (18/11/2022) kemarin.

Menurutnya salah satu indikator moderasi beragama adalah ramah terhadap budaya lokal dan seni budaya. Budaya menjadi simbol-simbol komunikasi yang sangat efektif untuk sebuah pesan, penampilan seniman diharapkan menjadi wahana dan instrumen untuk menyampaikan pesan-pesan moderasi bergama dengan guyonan atau varian.

Penampilan Cak Kartolo pada malam festival dan seni budaya tersebut, mampu menciptakan suasana menjadi meriah dengan lawakan-lawakan yang diciptakannya merupakan improvisasi di atas panggung.

Pesan yang disajikan tidak hanya berisi ungkapan-ungkapan jenaka belaka, namun juga berisi kritik-kritik sosial dan potret-potret kehidupan saat ini, disampaikan dengan bahasa yang komunikatif dan disertai lawakan yang menghibur.

Alasan pemilihan tempat di Sam Poo Kong ini “Sam Poo Kong menggambarkan bahwa kita berbeda, tetapi sama yakni NKRI sekaligus mencintai bangsa,” pungkas Kaban. (Adv)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT