ADVERTISEMENT

Lewat Film Tegar, Dompet Dhuafa Ajak Difabel Tampil Percaya Diri

Jumat, 18 November 2022 19:48 WIB

Share
Foto : Direktur Komunikasi dan Aliansi Strategis Dompet Dhuafa, Bambang Suherman. (Poskota/Wanto)
Foto : Direktur Komunikasi dan Aliansi Strategis Dompet Dhuafa, Bambang Suherman. (Poskota/Wanto)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID –  Film Tegar yang mulai tayang di bioskop tanah air pada Jumat (18/11/2022) dengan mengangkat cerita soal anak berkebutuhan khusus yang ingin sekolah dan memiliki teman.

Menurut Direktur Komunikasi dan Aliansi Strategis Dompet Dhuafa, Bambang Suherman berharap dengan tayangnya film Tegar diseluruh bioskop di tanah air mampu menginspirasi kaum dengan kebutuhan khusus  tampil percaya diri.

"Dompet Dhuafa berinisiatif mencipatakan harapan bagi kaum difabel yang identik dengan ekonomi lemah mampu bangkit dikehidupannya, karena sebenarnya mereka mempunyai hak dan harapan yang sama dengan program Cinecharity," ujar Bambang.

Bambang menjelaskan, Cinecharity merupakan kegiatan nonton bareng bersama anak yatim,dhuafa dan penyandang disabilitas dimana kegiatan ini hasil dari kolaborasi dompet dhuafa volunteer bersama Aksa Bumi Langit.

"dengan semangat menggelorakan kepedulian terhadap sesama ,harapan nya siapapun bisa mendapatkan akses yang sama di tengah-tengah masyarakat," tutur Bambang.

Disebutkan Bambang, Cinecharity diselenggarakan di 20 titik seluruh Indonesia dengan melibatkan 1000 relawan. "Target PM 2000 terdiri daru anak yatim,dhuafa,dan anak penyandang disabilitas,"kata Bambang.

Sementara itu Sutradara film Tegar, Anggi Frisca mengatakan dalam membuat karyanya ini, ia tidak hanya berpikir akan untung dan rugi. "Justru saya akan merasa rugi jika film ini tidak berhasil disiarkan ke banyak orang. Lebih rugi apa yang saya perjuangkan tidak terdengar oleh orang banyak," ujar Anggi.

Film ini memperjuangkan ruang untuk masyarakat inklusi, sebanyak 10 persen dari kru merupakan kawan yang berkebutuhan khusus turut mengambil peran dalam proses produksinya. "Film ini berangkat dari pemikiran tentang apa yang kita lakukan di kondisi terisolasi dan cara kita menegarkan diri dalam keterbatasan," ujarnya.

Melalui film  Tegar, Anggi ingin memberikan pesan tentang support system dalam keluarga  ramah inklusi, dilema pola asuh bagi wanita, hingga kebutuhan mendesak akan adaptasi pendidikan Indonesia untuk masyarakat dengan kebutuhan khusus. Anggi juga ingin menyampaikan akan pesan untuk kesetaraan nilai-nilai inklusi karena mereka memiliki harapan, mimpi, dan cita-cita yang sama.

Menjadi sinematografer selama 15 tahun membuat keinginan Anggi menjadi sutradara lebih dalam karena ia semakin banyak belajar terutama memecahkan masalah kehidupan untuk dirinya sendiri. (Wanto)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT