ADVERTISEMENT

Produksi Kedelai Dalam Negeri Masih Sangat Jauh dari yang Dijanjikan Pemerintahan Jokowi

Sabtu, 12 November 2022 11:21 WIB

Share
Andi Akmal Pasluddin. (foto: poskota/rizal siregar)
Andi Akmal Pasluddin. (foto: poskota/rizal siregar)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID -   Anggota Komisi IV  DPR  Andi Akmal Pasluddin mengatakan, kondisi produksi kedelai dalam negeri masih sangat jauh dari yang dijanjikan pemerintahan Jokowi.

"Komoditi padi, jagung, dan kedelai merupakan janji dari 2 periode presiden yang katanya akan swasembada,” katanya,  Sabtu (12/11/2022)

Ia menjelaskan,  bahwa angka produksi kedelai dalam negeri masih jauh dari apa yang dijanjikan pemerintah.

"Khusus untuk kedelai, ini masih sangat jauh dari apa yang dijanjikan pemerintah, kebutuhan kedelai dalam negeri ini 2,9 juta ton, tapi yang diproduksi dalam negeri hanya 200 ribu ton," ucapnya.

Selain itu, politisi  PKS ini juga mengatakan bahwa banyak pengrajin tahu dan tempe yang gulung tikar akibat mahalnya bahan baku kedelai. "Pada saat ini petani kita tidak tertarik untuk menanam kedelai karena kalah saing dengan padi dan jagung," bebernya.

“Imbasnya, banyak pengrajin tahu tempe gulung tikar karena bahan bakunya mahal yang juga karena dari adanya perang Rusia-Ukraina,” tambahnya.

Kemudian ia memberitahu bahwa ia sudah mengimbau pemerintah untuk memberikan subsidi kepada pengrajin tahu dan tempe. 

“Nah kemarin kita sudah memberikan solusi dan mengimbau pemerintah agar pengrajin tahu tempe ini diberikan subsidi, misal dia membeli seharga 9 ribu perkilo, nah ini seribu rupiahnya ini disubsidi oleh pemerintah,” Andi menyampaikan.

Oleh karena itu, ia terus mengingatkan pemerintah untuk tidak lambat dalam mengeksekusi kebijakan terkait ini karena akan merugikan ekonomi negara.

"Saya kira janji pemerintah ini harus ada cetak biru ke depannya tentang bagaimana mau meningkatkan produksi kita," ucapnya.

Halaman

ADVERTISEMENT

Reporter: Rizal Siregar
Editor: Tri Haryanti
Sumber: -

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT