Obrolan warteg: Kuliner Lokal Menggiurkan

Jumat 28 Okt 2022, 06:03 WIB

“Sepertinya awan semakin gelap saja,” kata Yudi mengawali obrolan warteg usai maksi di warung tersebut bersama sohibnya, mas Bro dan Heri.

“Wajar Bro, sudah memasuki musim penghujan,” kata Heri.

“Maksudnya awan gelap ekonomi dunia, resesi akan datang,” tambah Yudi.

”Bukan akan, tetapi sudah memasuki sejumlah negara.Inggris saja kena dampaknya,” kata mas Bro.

“Lantas bagaimana dengan negara kita Bro?” tanya Heri.

“Tenang saja, tak perlu khawatir, kita nggak bakalan kena. Kalaupun kena paling asapnya saja,” jawab mas Bro.

“Sepertinya begitu percaya diri?” tanya Yudi.

“Harus optimis.Negara kita banyak pakar dan ahlinya. Kata pakar, produk lokal akan tetap bertahan,” kata mas Bro.

“Wah termasuk warteg dong,” kata Heri penuh ceria.

‘Kenapa lo ceria, biar masih bisa ngebon ya?” celetuk Yudi.

“Kalian tenang saja usaha yang bergerak di bidang kuliner, makanan dan minuman bisa survive di tengah ancaman resesi dunia tahun depan. Lebih – lebih yang berbahan baku lokal tetap menggiurkan,” jelas mas Bro.

“Iya makanan warteg kan semuanya berbahan baku lokal. Nggak ada namanya impor. Betul kan Yu, “ kata Heri kepada Ayu Bahari, pemilik warteg yang dijawab dengan senyum lesung pipitnya.

“Warteg akan meriang, bisa jadi pingsan, kalau kebutuhan pokok yang serba lokal itu harganya naik. Apalagi sudah harganya naik, barangnya langka, susah didapat,” urai mas Bro.

“Jangan berdoa jelek dong mas, sampai pingsan segala” kata Ayu protes.

“Kita berdoa Yu, semoga harga sembako tetap stabil, stok banyak, mudah didapat. Warteg tetap jaya,” kata mas Bro yang dijawab “Aamiin”.

“Tapi tetap boleh ngebon kan Yu?” tanya mas Bro.

“Hmm..buntutnya jelek ,” sela Yudi dan Heri. (jokles).

Berita Terkait

Kebakaran Hantui Warga Jakarta

Jumat 28 Okt 2022, 07:10 WIB
undefined

News Update