JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Kampanye 'Kebaya Goes To UNESCO' viral di sosial media.
Gerakan tersebut menyuarakan dukungan agar kebaya menjadi warisan budaya tak benda versi Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan, yang berada di bawah naungan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Kebaya Goes To UNESCO pun didukung oleh berbagai lapisan masyarakat, salah satunya Dian Sastrowardoyo.
Hingga kini, sudah ada sekitar 12.000 unggahan dengan menyematkan tagar #KebayaGoesToUNESCO.
Lantas, seperti apa sejarah kebaya di Indonesia? Berikut informasi selengkapnya.
Kebaya mengalami perkembangan usai mendapat pengaruh dari budaya pakaian orang Jawa, India, Arab, China dan Portugis.
Sekitar abad ke-8 hingga ke-9, orang Indonesia sudah mengenal ‘kulambi’ yang berevolusi saat menjadi ‘klambi’ dalam bahasa Jawa berarti baju.
Hal ini berpengaruh pada gaya berpakaian kebaya yang bisa kamu lihat di relief Candi Prambanan atau prasasti lainnya.
Selanjutnya, asal kata kebaya berasal dari bahasa Arab "Abaya", yang artinya pakaian.
Kebaya sendiri dipercaya berasal dari daerah Tiongkok sejak ratusan tahun lalu, kemudian penggunaan kata kebaya mulai menyebar dari Jawa, Bali, Malaka, Sumatera hingga Sulawesi.
Sebelum tahun 1600, kebaya merupakan busana yang dipakai wanita Jawa, khususnya di daerah Yogyakarta, Surakarta, Jawa Tengah.