Hadapi Serangan Siber Iran, PM Albania Cari Bantuan ke Israel

Rabu 26 Okt 2022, 15:00 WIB
Perdana Menteri Albania Edi Rama dan Perdana Menteri Israel Yair Lapid.

Perdana Menteri Albania Edi Rama dan Perdana Menteri Israel Yair Lapid.

ISRAEL, POSKOTA.CO.ID - Albania mengalami serangkaian serangan siber dari Iran.

Hal ini membuat negara tersebut memutuskan hubungan dengan Teheran pada September 2022.

Guna memperkuat pertahanan dunia maya negaranya maka Perdana Menteri Albania Edi Rama mengunjungi Israel pada hari Minggu (23/10/2022). Demikian dikutip dari Jerusalem Post.

Serangan siber Iran di Albania pada awal tahun ini mengancam akan melumpuhkan layanan publik dan sistem digital, meretas catatan negara, dan lebih jauh menabur kekacauan. Peretas juga menerbitkan data pribadi anggota pemerintah Albania.

Edi Rama mengatakan pada bulan September bahwa keputusan negaranya untuk memutuskan hubungan dengan Iran adalah respons ekstrem.

“Hal yang tidak diinginkan tetapi sepenuhnya dipaksakan pada kami, sepenuhnya sebanding dengan gravitasi dan risiko serangan siber yang mengancam, menimbulkan kekacauan, dan ketidakamanan di negara ini.”

Pengusaha Israel - Kazakh Alexander Machkevitch, yang mengepalai salah satu perusahaan pertambangan dan produksi bahan mentah terbesar di dunia Euroasian Resources Group, terlibat dalam mengoordinasikan kunjungan Edi Rama ke negara Yahudi tersebut.

Albania menjalin hubungan dengan Israel sejak 1991.

Albania satu-satunya negara di Eropa dengan penduduk Yahudi yang lebih besar pasca Perang Dunia II daripada sebelumnya. Negara tersebut memiliki 200 penduduk Yahudi sebelum perang dan kemudian muncul 2.000. Banyak di antaranya adalah orang Yahudi yang diberi perlindungan dari negeri lain.

Albania adalah negara yang mengadopsi definisi kerja Aliansi Peringatan Holokaus Internasional tentang anti semitisme pada 2020.

Israel menerima pengungsi Albania Kosovo selama Perang Kosovo pada tahun 1999 dan para ahli pencarian dan penyelamatan IDF membantu Albania setelah gempa bumi mematikan pada 2020. ***

Berita Terkait
News Update