BOGOR, POSKOTA.CO.ID - Sebanyak 13 rumah di Desa Jonggol, Kecamatan Jonggol, Kabupaten Bogor, terancam roboh akibat terdampak abrasi dari luapan sungai Cipamingkis, 14 warga penghuni mengungsi, Rabu (26/10/2022).
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik (Ratik) pada BPBD Kabupaten Bogor, Aris Nurjatmiko mengatakan, bencana abrasi yang berdampak pada rumah-rumah warga ini terjadi pada Kamis (20/10) lalu.
"Analisa sementara, (abrasi) diawali oleh hujan yang cukup deras membuat volume aliran sungai dan arus meningkat berakibat pada pemukiman warga yang sebelumnya telah terabrasi akibat kejadian yang sama," ungkapnya melalui keterangan tertulisnya.
Cuaca ekstrem yang terus melanda Kabupaten Bogor ini pun mengakibatkan pada rusaknya sejumlah warga yang berada di tepi sungai cipamingkis ini.
"Data sementara, ada 13 Unit rumah terdampak, dan 22 unit rumah lainnya pun terancam akibat bencana alam ini," terangnya.
Akibatnya, kata Aris, sedikitnya ada 14 Jiwa yang mengungsikan diri. "7 orang di tempat pengungsian dan 7 lainnya mengungsi ke rumah saudaranya," ujarnya.
Aris mengatakan, selain mengenai rumah-rumah warga, bencana alam ini pun berdampak pada keretaman permukaan tanah dengan jarak 15 meter dari permukaan air. "Dalam hal ini, Mushola Al-Muqmin pun hilang terbawa arus sungai," ucapnya.
Selain berdampak pada rumah warga dan fasilitas umum, abrasi ini pun mengakibatkan belasan ribu meter tanah sawah terbawa arus.
"Tanah Sawah yang terbawa arus tersebut milik Dasep dengan luas 5.000 meter, Ajum 3.000 meter, Sahardi 1.700 meter, Onang 2.500 meter dan Emin 2.000 meter," paparnya.
Saat ini pihak BPBD Kabupaten Bogor sudah melakukan koordinasi dengan aparata setempat, melakukan Assesment kaji cepat, melakukan analisa di Tempat Kejadian Musibah (TKM) dan melakukan himbauan kepada
"Dibutuhkan pembangunan Bronjong serta aliran sungai baru sepanjang 300 M oleh pihak terkait karena ketika arus sungai naik abrasi pada bibir aliran sungai terus terjadi," katanya.
Hal itu mengakibatkan pergeseran tanah pada area pemukiman dan berdampak langsung kepada warga dengan Panjang 860 meter Tinggi +- 35 meter dan Lebar +- 1,5 Hektar,.
Sehingga dibutuhkan penanganan lebih lanjut secepatnya karena dikhawatirkan dampak dari abrasi semakin terkana kepada masyarakat setempat karena pada saat inipun pergerakan tanah masih terus terjadi dan meluas kepada beberapa rumah warga.
Aris mengatakan, saat ini bagian tanah yang bergeser masih bergerak. Dan dibutuhkan penangan lebih lanjut dari dinas terkait.
"Hal ini karena dikhawatirkan ketika arus sungai cipamingkis naik abrasi, pada bagian bibir sungai semakin berdampak kepada masyarakat serta beberapa rumah yang sudah terkena dampak. Bahkan beberapa makam kuburan sudah di pindahkan oleh keluarga," pungkasnya. (panca)